Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Anekdot Rasa

ilustrasi perempuan kehujanan (pixabay.com/pexels)

Semilir angin menusukku dalam dingin tak berkesudahan
Embun pagi terbasuh hujan yang semakin deras
Mengingatmu menimbulkan sejuta perasaan cemas
Untuk kesekian kali aku kehilanganmu, lagi, lagi, dan lagi

Semakin lama, candamu semakin mengukir laraku
Namun, bodohnya imajiku masih meraba keberadaanmu
Menunggumu yang tak akan hadir kembali
Sungguh, anekdot rasa yang kau ciptakan menabur perih di hati

Cerita kita hanyalah lelucon tanpa alur yang pasti
Pergimu akan menjadi salah satu episode terpahitku
Aku akan perlahan melupakanmu tanpa kesedihan
Untukmu, terima kasih telah menjadi bagian dari kisah lama yang memilukan

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us