[PUISI] Hujan di Jalinan Jemari Kita

Kau pernah menjelma pengantar
Manis dalam tidurku
Bukan khayalan dan imaji yang terus mengungkung ruang gerak
Pada jalinan jemari kita
Kembali dibasahi air mata yang terus-menerus menguras mata air,
dan tak sudah-sudah
Menggali pekuburan baru di sisi utara
Kala petang sudah tiba di angkasa
Akankah banjir di sudut mataku, menjelma pelangi?
Seperti omong kosongmu kemarin pagi?
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.