[PUISI] Angin Musim Gugur

Dan setelah perjalanan panjang,
Pertemuan sedih senang.
Rindu pun benci kerap menghampiri.
Kini tiba di suatu persimpangan—
Kiri dan kanan.
Deru angin musim gugur
Mengucap selamat tinggal.
Aku berjalan dalam asap kabut
Dari kaki yang pegal kelelahan,
Dan sisa napas yang terengah-engah
Sebab musim penghujan segera tiba.
Sebuah puisi kususun di jalan;
Angin pun tahu, bagaimana—
Dinginnya kesendirian.
Hingga perlahan,
Kita memudar sebagai sedih dan sesal.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.