[PUISI] Bertumbuh Bersama Duri

Saat itu otakku kosong dan kehilangan arah
Aku tidak bisa memilih langkah yang benar
Alangkah malangnya nasibku saat ini
Masa depan yang cerah ternyata sudah pupus
Aku memilih si manusia hidup tanpa akal
Isi otaknya ternyata sudah tidak berfungsi
Hidupnya kacau dipenuhi akal bulus
Ruang lingkup sudah tertutup
Aku terjebak dengan akar masalah
Mirisnya itu bukan masalahku
Terjebak dengan sesuatu yang tidak aku ketahui
Nasibku sudah jadi bubur
Kata mereka aku manusia bodoh
Aku bilang ternyata buburnya enak
Tinggal dinikmati dan dikasih topping
Hidupku harus berjalan, bukan?
Setidaknya aku masih bernafas dan memiliki jawaban
Meskipun jawabannya gelap gulita.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.