[PUISI] Cahayaku Menelanmu?

Aku mendekat
Binar garis-garis menggores wajahmu
Satu cahaya besar tertangkap mata
Gambaran luka perlahan terhisap di sana
Terang benderang tapi buta
Aku cemas
Cahaya perlahan menelanmu
Kudekap erat-erat, tapi engkau makin pupus
Meletus berkeping-keping
Membuyarkan genggaman tanganku
Aku meringsut
Kembali muncul siluetmu cemberut
Cahaya pudar seolah tertarik tubuhku
Kelopak mata gelap, tapi sempurna
Engkau tidak lagi buta
Aku berlari
Hati membawaku lari pada kejauhan
Dari ratusan langkah, dirimu tampak gelap
Tapi engkau ada
Tidak hilang
Tidak buta
Meski tidak utuh
Jiwa yang menolak cahaya
Ingin tinggal tapi tidak bisa menerima
Mendekat, sulit didekap
Menjauh, gelap gulita
Tembok kita runtuh bersama
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.