Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Cahayaku Menelanmu?

ilustrasi pasangan (unsplash.com/Korney Violin)
ilustrasi pasangan (unsplash.com/Korney Violin)

Aku mendekat
Binar garis-garis menggores wajahmu
Satu cahaya besar tertangkap mata
Gambaran luka perlahan terhisap di sana
Terang benderang tapi buta

Aku cemas
Cahaya perlahan menelanmu
Kudekap erat-erat, tapi engkau makin pupus
Meletus berkeping-keping
Membuyarkan genggaman tanganku

Aku meringsut
Kembali muncul siluetmu cemberut
Cahaya pudar seolah tertarik tubuhku
Kelopak mata gelap, tapi sempurna
Engkau tidak lagi buta

Aku berlari
Hati membawaku lari pada kejauhan
Dari ratusan langkah, dirimu tampak gelap
Tapi engkau ada
Tidak hilang
Tidak buta
Meski tidak utuh

Jiwa yang menolak cahaya
Ingin tinggal tapi tidak bisa menerima
Mendekat, sulit didekap
Menjauh, gelap gulita
Tembok kita runtuh bersama

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us