Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Epilog Paling Ambigu

ilustrasi kesendirian (pexel/cottonbro)

Dari temu yang tak direncanakan

Lahir rasa yang berbatas pertemanan

Juga upaya yang ingin leburkan batas

Namun berakhir pisah yang dipaksakan

 

Kau dan aku belum berhasil

Kau dan aku belum menjadi kita

Belum tidak lantas gagal hanya saja terlambat

Tak ada lagi tali yang bisa mengikat

 

Sepucuk surat telah tiba

Tertanda lambaian tangan darimu

Mesin terbang telah membawamu melayang tinggi di kolong langit

Telah kau tinggalkan kota yang pernah jadi ruang temu

 

Lalu, apa yang tersisa?

Apa yang masih aku punya?

Sekotak kenangan untuk ku tangisi

Juga asa agar sosokmu lekas kembali

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rain Ananta
EditorRain Ananta
Follow Us