Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Es Teh

pixabay
pixabay

Panas dan dingin selalu berdebat
Berlawanan, seolah tak pernah searah
Padahal mereka bisa bertemu pada titik hangat

Seperti kita yang selalu bertentangan, 
Aku memesan es teh
Kamu lebih memilih teh panas
Yang pada akhirnya kamu biarkan dingin juga

Kamu tahu, dari es yang kamu bilang tak sehat itu 
Aku bisa belajar menghargai waktu

Terlambat kuteguk,
Manisnya akan hilang 
Teh manis berubah menjadi teh tawar

Cepat kuteguk, 
Pada akhirnya es yang tersisa tetap mencair juga
Warna teh pun menjadi pudar

Dari es aku juga belajar 
Bahwa hidup berjalan terus
Berkelana atau diam di tempat waktu tetap pergi meninggalkanmu

Umurmu seperti es batu yang mencair
Terpakai tidak terpakai maka akan berakhir 

Bekasi, 21 Februari 2021
©Chesamstory 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Bagaimanapun, Aku Akan Tetap Hidup

11 Sep 2025, 18:15 WIBFiction
ilustrasi cahaya

[PUISI] Seberkas Cahaya

11 Sep 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi kekacauan negara

[PUISI] Negara Kotor

09 Sep 2025, 09:07 WIBFiction
ilustrasi seorang perempuan di tepi pantai

[PUISI] Diriku yang Baru

08 Sep 2025, 20:48 WIBFiction
ilustrasi bayi

[PUISI] Anakku, Trisomi 21

08 Sep 2025, 17:24 WIBFiction
ilustrasi seorang pengendara motor

[PUISI] Bangkit dari Luka

08 Sep 2025, 13:15 WIBFiction
ilustrasi sudut pandang (pexels.com/Omar Luis)

[PUISI] Sudut Pandang

07 Sep 2025, 13:07 WIBFiction