Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Gerimis di Kepala Patung

Ilustrasi patung wanita
Ilustrasi patung wanita (unsplash.com/Jamie Polivka)

Aku pernah menjadi manusia dalam doa seseorang
Kini hujanlah yang menepuk pundakku
Setiap tetes menulis ulang sejarahku
Tanpa tinta, tanpa pengakuan

Di taman ini, burung pun malas menatap
Mereka tahu, aku bukan bagian dari pagi
Lalu rumput tumbuh di kakiku seperti maaf yang basi
Dan angin meniup nama yang sudah mati

Ada suara yang memanggil, tapi hanya pantul
Irama kosong dari mulut langit
Aku ingin menjawab, tapi bibirku marmer
Beku oleh janji yang tak pernah datang

Gerimis berlama-lama di kepalaku
Seolah ingin membuatku mengerti
Bahwa terkadang, menjadi batu
Adalah satu-satunya cara untuk tidak runtuh

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Gerimis di Kepala Patung

09 Okt 2025, 05:15 WIBFiction
ilustrasi minum

[PUISI] Harga Diri Sendiri

08 Okt 2025, 20:22 WIBFiction
ilustrasi penat

[PUISI] Jengah

07 Okt 2025, 05:15 WIBFiction
ilustrasi orang bepergian

[PUISI] Pergi

07 Okt 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi orang menatap wajahnya di cermin

[PUISI] Rekonsiliasi Diri

06 Okt 2025, 20:22 WIBFiction
ilustrasi seorang ibu memeluk anaknya

[PUISI] Dalam Pelukan Ibu

06 Okt 2025, 05:15 WIBFiction
Ilustrasi tangan bayi dan ibunya (pixabay.com/Grey85)

[PUISI] Ibu Juga Butuh Ibu

05 Okt 2025, 21:53 WIBFiction
ilustrasi perempuan

[PUISI] Harga Diri

05 Okt 2025, 06:15 WIBFiction
ilustrasi bulan

[PUISI] Padang Rembulan

05 Okt 2025, 05:04 WIBFiction