Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Harapan di Hening Pagi

ilustrasi keheningan di pagi hari
ilustrasi keheningan di pagi hari (pexels.com/Tobias Bjørkli)

Pagi membisikkan namamu lewat udara yang tenang
Hati menimbang senja sambil memintal sunyi jadi doa
Cahaya lembut menunduk di balik kaca hati
Memberi isyarat akan harapan yang tumbuh tanpa suara

Kau menakar jejak dengan telapak yang lembut dan tegas
Napasmu perlahan jadi melodi yang mampu menenangkan badai
Secercah harapan bersinar di tanah ingatan yang basah
retakan-retakannya menulis makna yang halus tapi tak lekang 

Detik-detik kecil bersembunyi dalam senyum tipis
Bayanganmu bersinar lembut di pijar pagi
Tawa yang kembali mengurai huruf-huruf samar
Kini membentuk kalimat baru yang perlahan menuntun hidup

Bulan-bulan lama membelai langit hatimu
Bintang-bintang seperti teka-teki halus yang menari
Hidup ini membuka dua pintu: satu untuk bernapas, satu untuk percaya
Lalu, pintu itu kau genggam dengan tangan yang penuh harap

Waktu mengalir di atas jejak air mata yang kering
Kau tanamkan harapan di gurun keraguan
Harapan tumbuh bukan untuk mengganti kehilangan
Namun melapisi luka dengan kilau fajar yang lembut

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us