Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Hati Bagaikan Tanaman

ilustrasi tanaman (pexels.com/Pok Rie)
Malam itu gelap
Sepi, remang-remang
terlihat mencekam
Namun, di situlah kudapat ketenangan
Waktu ini banyak yang terlelap
Dalam bungkusan selimut hangat
Menikmati mimpi yang datang silih berganti
Sungguh itulah hati yang mati
Ku tak ingin jadi bangkai di malam hari
Sehingga terus kusiksa ragaku
Supaya meninggalkan kejadian semu
Menghidupkan hati yang layu
Hati bagaikan tanaman
Kalau tidak disiram akan kering kelaparan
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorM Farouq Al Ghoribi
Follow Us