Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Hiruk Pikuk yang Memaksaku untuk Kembali Menyulam Isak

ilustrasi jalanan kota kecil (pixabay.com/THAM YUAN YUAN)
ilustrasi jalanan kota kecil (pixabay.com/THAM YUAN YUAN)

Pada peristiwa yang kosong
seperti biasa
kita mengambil langkah
sejauh mungkin
dari "rumah". 

Tanah kelahiranku tercinta
sudah bersetubuh dengan para penguasa
kian lama kita berada
kian dekat dengan tiada. 

Riuh rendah suara
saling beradu bagai gasing 
di telingaku, 
sosokmu pun timbul dan lenyap. 

Petang telah berlalu
dan pagi sudah hilang nyawa
bersisa aku 
menyalakan lentera. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Matthew Suharsono
EditorMatthew Suharsono
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Yang Utuh dan Sembuh

26 Sep 2025, 19:22 WIBFiction
ilustrasi orang bersedih

[PUISI] Pekat Penat

25 Sep 2025, 19:52 WIBFiction
ilustrasi perempuan menyendiri (pixabay.com)

[PUISI] Lautan Kata

25 Sep 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi seorang perempuan sedang sedih

[PUISI] Kupanggul Rindu

24 Sep 2025, 18:38 WIBFiction
ilustrasi botol minum

[PUISI] Penjaga Dahaga

24 Sep 2025, 16:07 WIBFiction
ilustrasi istri dan anak

[PUISI] Untukmu, Istriku

22 Sep 2025, 20:22 WIBFiction
ilustrasi perempuan bertopeng

[PUISI] Terbiasa Berdosa

22 Sep 2025, 19:38 WIBFiction
ilustrasi anak

[PUISI] Untuk Anakku

22 Sep 2025, 05:15 WIBFiction