Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Isyarat yang Tak Kupahami

ilustrasi wanita sedih (pexels.com/Keenan Constance)
ilustrasi wanita sedih (pexels.com/Keenan Constance)

Seharusnya sejak awal kutahu isyaratmu
Dan seharusnya kau bicara, bukan diam membatu
Jangan hanya datang untuk menikmati awal yang manis
Kini terdengar basi di telingaku yang lelah.

Kau lebih layak kupanggil guru
Namun guru macam apa dirimu ini?
Yang mengajariku menjadi bodoh dalam banyak hal
Hanya karena satu kata… “cinta”

Pernah terlintas
Andai saja angkot yang kutumpangi celaka,
Atau... anggap saja pertengkaran tadi
Adalah penutup kisah kita yang katanya unik

Sungguh....
Andai hujan turun lagi malam ini
Mungkin semua kata-kataku akan kutarik kembali

Termasuk rindu-rindu
Yang diam-diam selalu kutitipkan lewat rintiknya...
Kini, biarlah
Aku menyerah, biarlah semesta tahu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us