[PUISI] Kerikilmu Ayah

Dengan rambut gondrong yang keriting menjuntai hingga bahu
Kumis hitam yang agak tebal
Kemeja biru muda dipadu celana jeans
Memori tigapuluh dua tahun lalu
Saat kau menyandarkan sikumu pada bagian atas kursi kayu
Untuk orang jadul kau cukup gagah, ayah
Ya
Tigapuluh dua tahun yang lalu
Saat tulangmu masih kuat
Saat tubuhmu masih bisa menopang kiloan beban
Sekali lagi saat kau masih gagah, ayah
Lalu
Setahun setelah tigapuluh dua tahun yang lalu
Kau bertemu dengan seseorang
Seseorang yang mengubah seluruh hidupmu
Ya
Dua tahun setelah tidapuluh dua tahun yang lalu
Kerjamu semakin keras
Keringatmu semakin terkuras
Dan tampangmu menjadi agak sedikit beringas
Demi "seseorang" itu
Kau yang sejak duapuluh tiga tahun lalu kupanggil "Ayah"
Kini berjalan di rel, aspal, laut, dan udara yang berbeda
Jarimu yang dulu lembut kini seperti kain kusut
Kakimu yang dulu mulus kini layaknya tegel retak
Wajahmu yang dulu kencang, kini mulai mengeriput
Kau yang sejak duapuluh tiga tahun lalu kupanggil Ayah
Tersenyum dibalik lelahmu
Tertawa dibalik gundamu
Mengecup kening dan meyakinkanku bahwa semuanya baik-baik saja
Kau yang sejak duapuluh tiga tahun lalu kupanggil Ayah
Bisakah kau bagi kerikilmu?
Ini dari seseorang
Yang kau sebut "puteriku"