Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[Puisi] Kicauan Seekor Nuri

ilustrasi terkekang (Pexels.com/Maycon Marmo)

Ku akui ketulusanmu

Ku akui kehangatanmu

Ku akui besarnya tanggung jawabmu

Dan ku akui seluruh kebaikanmu

 

Tapi, aku hanya budak dari semua itu

Menuruti seluruh tuntutanmu

Dan membenarkan setiap kesalahanmu

Aku hanya seekor nuri dalam sangkar hidupmu

 

Nuri yang menunggu tetesan hujan 

Terbiasa menunggu untuk memenuhi kebutuhan makan

Tidak menyentuh tanah dalam menelan

Hanya diam dan menunggu dengan tertekan

 

Akupun tidak mengerti, tidak dapat memecahkan

Memecahkan segala pertanyaan

Apakah aku seekor nuri yang bodoh?

Hanya diam dan menuruti segala perintahnya dengan payah?

 

Tuan...

Bolehkah aku mencicipi kehidupan seperti elang?

Berani, kuat, dan bebas untuk terbang

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ukhti Nur Iftani
EditorUkhti Nur Iftani
Follow Us