Kukayuh pikiran menuju tempat luka biasa bersuara
Memoriku selalu tergesa-gesa ingin meruntuhkan luka itu
Sebab, nyerinya membuatku nyaris segaris dengan kegilaan
Entah bagaimana mesti kupertahankan kewarasan
Dengan pena, bolehkah kuluruhkan luka dalam selembar kertas
Agar resahku tak semakin terlihat berantakan