Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Madah Duri dan Darah

ilustrasi salib (pexels.com/Alem Sánchez)

Langit muram berselimut duka,

matahari enggan bersua jua,

di puncak Golgota, tubuh tergantung,

di antara bumi dan semesta yang hening.

Paku-paku berpadu duri lirih,

di tangan kasih yang tak membalas,

darah-Nya jatuh laksana mantra sunyi,

membasuh luka zaman yang gemuruh.

Salib pun menjelma takhta,

Raja tak bermahkota,
hanya duri dan cela yang menggurat,

kasih-Nya tak terperdaya laknat.

"Sudah selesai," bisik-Nya menembus mega,

tirai bait suci terbelah rapi,

bumi bergetar dalam ratap sunyi,

dosa dibayar dalam sepi abadi.

Jumat berselimut kelam,

inikah senandika penghabisan,

namun di darah-Mu tumbuh harap,

di maut-Mu, hidup pun menang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us