[PUISI] Mencari Atap Bernaung

Berkelana membawa lukisan luka
Tangis pedih sedang tak terperi
Di sisi bangunan tanpa rupa
Sedang berlatih meneguk dahaga
Berjalan dengan pijakan limbung
Langkah tak kunjung menuju ujung
Mencari atap bernaung sesaat
Mengusap luka di bawah reruntuhan berkarat
Peluh sudah terlanjur mengering
Atap bernaung memang sudah sirna
Ke mana lagi harus berkelana?
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.