[PUISI] Nafas Penentu

Wahai rintik senja
Wahai senda gurauku
Kemarilah, menari ikuti alunan hujan
Buanglah rasa sesak dan marah
Pelan-pelan dirimu dingin
Menenangkan nafsu di dada
Lalu, menghela nafas sambil menerima semesta
Alam itu modal keabadian
Tenangkan dirimu
Semua keputusan ada pada nafasmu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.