pucuk rokokmu memerah,
di sela kedua bibir itu
kau embuskan segenap resah; wangi tembakau
yang kau bagi kepada musim kemarau
pada sebuah gubuk di sisi ladang
bola matamu jauh memandang
hamparan ladang yang gersang,
batang-batang singkong itu layu,
hatimu pilu, namun kau tetap
percaya kalau
tak sejengkal pun Tuhan
beranjak dari hambanya
Lampung, 2020