[PUISI] Pura-pura

Tatapan penghargaan itu, atau lugu, atau lagi malu
Terlihat kentara di balik senyum yang merekah
Tawa renyah lantas menggema, dilanjut dengan diksi yang terdengar mulia
Bukankah telatah itu terasa menyejukkan semestinya?
Iya, sebab kehangatan dapat tercipta sementara
Setelahnya, entah kenapa, lahir ribuan tanda tanya
Dan pikiran terasa ngilu meraba-raba duga
Meski keindahan tampak di sana, hati terasa asing menangkapnya
Walau seringai amat kasatmata, sukma kebas untuk bersua
Mengapa rasanya laksana terpuruk dan terluka?
Fatamorgana itu begitu mengikat
Karena diri menyadari bahwa kebaikan itu hanya dibuat-buat
Merasa disanjung dan dikasihi, padahal benci tersembunyi
Pura-pura bagai menjelma jadi perangkap
Dan di sini, jiwa terjebak.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.