Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Rintih Juang

ilustrasi perempuan yang sedang di pinggir pantai (pexels.com/Chama)

Perahu yang dulu kau anggap kuat
Terguncang karena badai yang hebat
Namun kau,
nahkoda dengan tangan yang tak pernah penat
mendayung lagi meski cuaca tak pernah bersahabat

Mimpimu seperti gunung yang menyala
api di puncaknya memanggil dengan suara 
Mimpimu seperti samudra yang luas
desir ombaknya menyirat arti tanpa batas

Jejak kaki di tanah lembah
jadi pijakan yang menjadikanmu tangguh
jadi penanda kau telah berjuang penuh

Air matamu bak air yang mengalir ke lautan
membawa luka yang sembuh perlahan
Namun kau tahu,
di hilir kan kau temukan samudra kedamaian
tempat semua kesedihan hanyut dalam senyuman

Lihatlah!
Akar pohon pun mampu menembus batu yang paling keras
seperti hatimu, yang terus tumbuh meski dunia terasa ganas
Lihatlah!
Bunga pun mampu mekar di atas tanah yang tandus
itulah jiwamu, yang selalu menemukan cara untuk berkembang di tengah arus

Jadilah kau gelombang,
yang tak pernah hilang,
yang mengukir pantai
meski dunia tak lagi terang

Bersabarlah!
Langit yang indah selalu tercipta untuk yang tak kenal kata "menyerah"
Berjuanglah!
Mentari yang cerah selalu tercipta untuk yang tak kenal kata "lelah"

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Adira Putri Aliffa
EditorAdira Putri Aliffa
Follow Us