[PUISI] Samudra Asmara

Sapuan ombak
Menghapus aksara cinta di lembutnya pasir
Segenap rasa terbawa aroma gulita
Saling menatap netra
Tanpa banyak kata, asmara yang bicara
Hingga takdir menyapa kita
Membuat muara air mata
Runtuh?
Tidak!
Justru semakin teguh
Saga kita tak pernah berjumpa jeda
Tanda titik enggan menyapa
Tanpa akhir dan senantiasa bermula
Pujangga menggenggam cinta
Bukunya tampak lusuh seakan tak berharga
Penanya diisi tinta darah jiwa
Berjalan sendirian perkasa
Melewati masa demi masa
Menunggu napas terakhir tiba
Diserahkan segala tekadnya
Pada deburan ombak yang perlahan sirna
Meraih bahagia meski cintanya berbeda dunia
"Aku berjalan dalam samudra kerinduan."
Katanya dalam sebuah tulisan roman
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.