[PUISI] Satu Mei: Nyanyian Tangan yang Membentuk Dunia

Tangan-tangan itu menanam benih,
di ladang, di pabrik, di jalan sunyi,
membangun harap di tiap derik,
mengikat dunia dalam harmoni.
Peluh mengalir, namun tak pupus,
semangat berakar, sabar menyusup,
pada setiap batu, setiap ruang,
lahir peradaban yang terus berkembang.
Mereka hadir tanpa banyak bicara,
dengan kerja yang setia dan nyata,
menganyam hari demi hari,
menggerakkan roda negeri ini.
Bukan sekadar cerita di buku,
buruh adalah nadi yang terus berpacu,
di antara mesin, pasar, dan kota,
mereka rawat dunia dengan sederhana.
Satu Mei menjadi saksi bersama,
tentang tangan yang tak lelah berkarya,
merekalah denyut dalam sejarah,
menjadi dasar kemajuan bangsa.
Maka layak kita angkat suara,
bukan hanya memuji di udara,
tapi memberi hormat yang bermakna,
pada tangan yang membentuk dunia.