Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Si Jantung Sebelah

ilustrasi seorang wanita (pexels.com/Erik Mclean)

Malam merendah pekat menengadah
Memeluku yang gundah si paras tak berdarah
Si Jantung yang tinggal sebelah
Bersalin lidah mengeja yang salah
Meruntut hamparan tanah rekahan yang kalah

Aku berjalan degubku makin berangan
Menyusuri ladang lapang ruang kehidupan
Banyak yang menyesakan
Saat bocah bernadi gemerincing memungut angin aspal kosong
Atau wanita murah di sekitar lampu merah
Menangis tanpa amis amis darah yang mengemis garis manis

Kini
Anganku telah kosong degubku tak terarah
Pada mereka yang sesak dibawah jantungku
Kaki kaki bayang penerangku liar bersama debar
Menarik takdir berjubah legam untuk menyusuri jemari hamparan ini
Dari tiap tiang-tiang tepi pedestarian

Sajak-sajak membelalak hingga kakiku lumpuh lalu melebur
Menutup pandangan akan runtutan hamparan
Dan aku menggeret tangis mereka
Ke atas tak terbatas tempat penuh nafas
Karna aku si Jantung Sebelah, penghuni jalan keras

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us