Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Simfoni Paradoks Hati

ilustrasi kesendirian (pexels.com/Tomas Anunziata)
ilustrasi kesendirian (pexels.com/Tomas Anunziata)

Berjalan dalam kehampaan nafas
Tertatih dalam pergulatan sanubari

Senja menyapa
Menyisakan guratan hati yang nestapa
Ukiran bayang episode silam
Mengguncangkan segala harapan

Apa yang kuperjuangkan
Apa yang kuinginkan
Kandas hilang tak terbekas
Laksana mimpi yang terhempas
Inderaku nanar
Citaku membuyar tak kan pernah mekar

Andai alur waktu bisa kuputar
Kan kuulang tanpa butuh sadar
Andai sejarah bisa kutulis ulang
Tak perlu sakit yang menusuk tulang

Raungan sajak menggugah semestaku
Sebungkus semangat menembus sukmaku
Kalimatku teguh
Dunia kan runtuh
Sanubariku tersayat
Dunia kan sekarat
Jauh kugenggam matahari
Di ufuk barat harapanku kan kucari

Meski diriku akan sirna
Jatuh berkalang hina beragregat nestapa
Semua tak akan ada yang menghiba
Hamba tak akan meminta-minta
Aku bukan pengemis rasa

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us