[PUISI] Tanda Tangan Tinta Keringat
Terlampau berat
Jerih payah tetes keringat
Kian menjadi cermin yang berangsur pekat
Menelaah lelah tubuh yang tumbuh melarat
Gedor teriakanmu hanya simbol
Dari ketertarikan sesaat pada tombol
Bahkan nurani tak sempat mengobrol
Buru-buru bersulang menuangkan alkohol
Aku tak memberi satu warna
Kadang upaya terlintas sebelah mata
Sementara sudut yang benar nyata
Kau suguhkan lentera tak menyala
Merangkak memang selalu begitu
Bergetar semua sendi bertingkah baru
Pandangan tarik ulur saling membatu
Tak pernah malu berjudi melawan waktu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.