Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[Puisi] Tubuh Angin

pixabay/Free-photos

Tubuh burung menghirup lagu tepat di mulutmu,
benar-benar telanjang tumpahan ringan dari matamu.

Kau harus melanggar cakrawala sesekali,
kau harus membuka jendela untuk sekian kali.

Kubiarkan serpihan kata menyelam intuisi hati,
benang bahasa merasuk kerangka sanubari.

Antara aku dan hati.
Antara hati dan intuisi.
Antara intuisi dan kata.
Antara kata dan bahasa.

Aku ditemani banyak kata yang berserakan,
antara dunia dan bahasa,
antara abjad dan dunia,
ditangguhkan.

Datang mitos-mitos menjelma alibi sembari menghajar telingaku,
di atas ketinggian dersik angin melenyapkan yang datang kepadaku.

Mengapa harus ada instruksi memanjat sejauh ini?
Berapa jarak antara suara dan kerinduan?
Apa yang ada di sana?

Sebuah tubuh melampaui tubuhku. 
Tubuh yang diasingkan oleh keinginan.
Sebuah tubuh terlindung oleh angin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us