[PUISI] Wanita dan Ledakan Tawa

Ia berdiri di tengah badai yang hangat
Menyulap pagi menjadi pesta yang pekat
Tangan mungilnya mengangkat cahaya
Menyembur angin seperti mantra rahasia
Bibirnya mekar, tawa melesat bagai panah cahaya
Menembus dinding, membelah beku di udara
Matanya menyala, mengiris kelabu gerimis
Seakan hujan tak lebih dari permen manis
Tak ada amarah di peluru anginnya
Hanya gurau yang merontokkan resah dunia
Rambut pun menari, mencium aroma hari
Menggoda waktu yang enggan pergi
Di antara denting kaca dan wangi sabun pagi
Ia bertahta di singgasana yang tak dimiliki sesiapa lagi
Dan siapa pun yang singgah dalam lingkar tawanya
Akan pulang dengan dada yang dipenuhi musim pertama
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.