Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Novel yang Jelajahi Isu Maskulinitas, Perkaya Cakrawala 

Not a River (instagram.com/charcopress)

Menurut studi Joel Waldfogel yang dipublikasikan National Bureau of Economic Research, industri penerbitan di Amerika Serikat didominasi perempuan pada 2020, terutama dari segi jumlah penulisnya. Data Statista pada 2021 juga menunjukkan bahwa pembaca buku di Amerika Serikat pun didominasi perempuan. Meski tak mewakili seluruh dunia, Amerika Serikat sebagai salah satu pusat industri penerbitan punya pengaruh besar dalam perkembangan pasar buku. Ini yang mungkin menjelaskan mengapa banyak buku, terutama fiksi, ditulis dengan kecenderungan menyasar pembaca perempuan, bisa dari penggambaran tokohnya sampai isu yang dibahas. 

Meski begitu, bukan berarti isu-isu yang lekat dengan laki-laki seperti maskulinitas absen dalam buku-buku yang sudah terbit di pasaran. Justru, buku-buku, terutama fiksi seperti novel dan novela, bisa jadi referensi yang membuka mata karena akurasi definisi dan persepsi konsepnya. Coba kelima judul berikut untuk menjelajahi isu maskulinitas, deh.

1. Not a River

Not a River (instagram.com/thebookerprizes)

Not a River adalah novel terbaru penulis Argentina, Selva Almada, yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Novel ini mengikuti dua pria yang memberanikan diri untuk pergi memancing setelah tragedi maut beberapa tahun silam. Mereka mengajak serta anak dari teman mereka yang jadi korban tragedi tersebut.

Namun, seiring berjalannya waktu dan pertemuan mereka dengan penduduk pribumi yang mendiami kawasan itu, keresahan dan kekhawatiran mulai menyeruak. Trauma akan terulangnya tragedi yang merenggut nyawa orang terdekat mereka turut menghantui. Novelnya singkat, tapi sukses memotret bagaimana maskulinitas memengaruhi ketiga karakter ini saat bersikap dengan segala ketidaknyamanan dan rasa kehilangan. 

2. Panenka

Panenka (bluemoosebooks.com)

Panenka kurang lebih bicara hal yang sama, yakni bagaimana maskulinitas toksik, seperti tekanan untuk jadi kuat dan heroik setiap saat, bisa menggerogoti seorang pria. Josep sang lakon adalah pemain sepak bola yang memutuskan pensiun dini dan mengisolasi diri setelah jadi kambing hitam atas kegagalan timnya. Mirisnya, sejak insiden itu, orang memanggilnya dengan julukan Panenka.

Itu diambil dari nama pesepak bola Ceko, Antonín Panenka, yang terkenal karena tendangan penalti khasnya. Dianggap gurauan oleh kebanyakan orang, julukan itu sebenarnya salah satu hal yang menghantuinya hingga usia 50-an. Novel ini adalah perjalanannya sembuh dari luka batin itu. 

3. Young Mungo

Young Mungo (instagram.com/groveatlantic)

Bakal diadaptasi jadi serial oleh A24, Young Mungo adalah perjalanan berbatu seorang remaja yang besar di tengah lingkungan agamais. Tak seperti harapan keluarganya, Mungo jatuh cinta pada teman lelakinya. Ia berusaha keras untuk menutupi jati dirinya dan beraspirasi untuk dapat validasi dari kakak laki-lakinya yang toksik. Satu vibrasi dengan A Little Life, siap-siap tersiksa mengikuti nasib tragis para karakter dalam novel ini. 

4. Mayflies

Mayflies (instagram.com/faberbooks)

Mayflies adalah tentang persahabatan dua lelaki bernama Jimmy dan Tully yang membentang selama beberapa dekade. Babak pertama membahas masa remaja mereka yang penuh energi, tetapi tak lepas dari berbagai kerentanan. Ini terutama yang berkaitan dengan relasi mereka dengan ayah masing-masing.

Babak kedua melompat ke masa dewasa. Keduanya punya kehidupan sendiri-sendiri dan sudah jarang bertemu, tetapi salah satu dari mereka punya sebuah permintaan yang bakal menguji kekuatan persahabatan mereka. Novel laris ini sudah diadaptasi jadi serial oleh BBC pada 2022.

5. Shy

Shy (instagram.com/faberbooks)

Shy adalah pergolakan batin seorang remaja yang sedang mempersiapkan diri untuk mengakhiri hidupnya. Sebelum melakukannya, kita bakal diajak menyelami masa lalu sang bocah dan memahami apa yang melandasi aksinya tersebut. Dengan format monolog, buku ini sukses menyentuh hati pembaca. Ada dua isu utama yang diangkat, yakni maskulinitas dan kesehatan mental.

Dengan pendekatan yang segar, novel-novel yang mengangkat tema maskulinitas di atas siap bikin kamu lebih tercerahkan. Kapan lagi bisa memperkaya wawasan sambil menghibur diri lewat tulisan-tulisan puitis para novelis andal?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us