Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Makanan Imlek di Indonesia Berbahan Tepung Beras Ketan

ilustrasi kue ku (instagram.com/surabayarecipe)

Sebentar lagi Imlek tiba. Perayaan Imlek dimeriahkan dengan berbagai hidangan seperti mi panjang umur, spring roll, hingga ikan bandeng. Menariknya, sebagian dari makanan khas Imlek ada yang terbuat dari tepung beras ketan, lho.

Penggunaan tepung beras ketan tentunya berpengaruh ke tekstur makanan yang menjadi legit dan lengket saat digigit. Konon, makanan dengan tekstur lengket diibaratkan sebagai penarik rezeki, lho. 

Makanan Imlek berbahan tepung beras ketan ada apa saja, ya?

1. Kue ku

kue ku (commons.wikimedia.org/Midori)

Kue ku memiliki tampilan yang cantik karena selain dicetak dengan motif pada bagian luarnya, sering diberi tambahan pewarna kue, lho. Tapi saat Imlek tiba, kue ku identik dengan warna merah. Sebab, kue ku sendiri melambangkan keindahan dan kegembiraan, lho.

Kue ku termasuk kue khas Imlek yang terbuat dari tepung beras ketan. Isiannya beragam mulai dari pasta kacang hijau, unti kelapa, hingga kacang tanah.

Berkembangnya zaman, bentuk kue ku gak cuma diberi motif pada bagian tempurungnya. Mulai dikreasikan juga dengan cetakan kue yang bentuknya lucu-lucu. Bikin siapa yang melihat kue ku gak tega untuk makan!

2. Onde-onde

onde-onde (common.wikimedia.org/Midori)

Kue berbahan tepung beras ketan selanjutnya yang pasti ada untuk pilihan dessert saat Imlek ada onde-onde. Kue yang bentuknya bulat dengan taburan wijen ini diyakini sebagai lambang rezeki melimpah, lho.

Onde-onde amat disukai karena memiliki rasa manis dari pasta kacang hijau. Rasa kue ini pun saling melengkapi antara gurih dan manis, lho. Sama seperti kue ku, sekarang juga mulai ada onde-onde yang dikreasikan dengan berbagai warna. Pernah menjumpainya?

3. Tangyuan

tangyuan (commons.wikimedia.org/Sebastian Mary)

Tangyuan merupakan bahasa China. Di negara kita, makanan Imlek berbahan tepung beras ketan ini dikenal dengan sebutan ronde. Karena akulturasi budaya, ronde disajikan dengan kuah manis pedas yang dibuat dari jahe dengan pelengkap kolang-kaling hingga roti tawar.

Imlek sering jatuh pada musim hujan atau di sebagian negara lainnya sedang menghadapi musim dingin, sehingga menjadikan tangyuan atau ronde jadi sajian yang pantas disajikan saat Imlek. Tangyuan atau ronde sendiri merupakan makanan Imlek yang melambangkan kebersamaan dan kekeluargaan, lho.

4. Mochi

mochi (pexels.com/ ALINA MATVEYCHEVA)

Saat mengunyah mochi ada sensasi rasa manis serta tekstur lengket di dalam mulut, kan? Walaupun begitu, makanan berbahan tepung beras ketan ini tetap bikin siapa saja ketagihan untuk menikmatinya lagi dan lagi.

Mochi juga sering dijadikan sebagai makanan Imlek, lho. Selain mudah dibuat, mochi juga sarat akan makna. Mochi dianggap sebagai simbol harapan hidup yang lebih baik di tahun yang baru atau sepanjang tahun. 

5. Kue keranjang

ilustrasi kue keranjang (commons.wikimedia.org/Midori)

Ngomongin makanan khas Imlek dari tepung beras ketan belum lengkap tanpa menyebutkan kue keranjang. Sebab, makanan ikonnya Imlek ini dibuat dari campuran tepung beras ketan dengan gula merah, lho. 

Selain rasanya manis-manis kalem di lidah, kue keranjang identik berbentuk bulat dan dibungkus. Pembungkus kue keranjang bisa dari daun pisang atau plastik makanan yang nantinya diberi tulisan dengan huruf China. 

Masyarakat Tionghoa percaya jika keberadaan kue keranjang saat Imlek dapat mempererat hubungan atau keharmonisan keluarga dan antar umat agama. Sebab, kue keranjang simbol dari persatuan dan kesatuan.

Makanan Imlek berbahan dari tepung beras ketan tadi selalu melengkapi perayaan Imlek di Indonesia yang penuh sukacita, lho. Bukan sekadar makanan, makanan Imlek berbahan tepung beras ketan tadi sarat akan makna mulai dari melambangkan kebahagiaan hingga mempererat hubungan keluarga, lho. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us