5 Perbedaan Donat Amerika dan Eropa, Mana Favoritmu?

Kamu yang mengaku pencinta kuliner pasti sudah akrab dengan makanan manis bernama donat. Camilan berbentuk cincin ini hadir di berbagai belahan dunia dengan cita rasa dan tampilan yang unik. Namun, tahukah kamu bahwa ada perbedaan mencolok antara donat yang berasal dari Amerika dan yang populer di Eropa?
Perbedaan keduanya bukan hanya terletak pada bentuk atau topping-nya, tetapi juga pada cara pengolahan, tekstur, hingga bahan dasarnya. Meski sama-sama disebut donat, keduanya memiliki identitas kuliner yang berbeda dan mencerminkan budaya makanan dari masing-masing wilayah. Mari bahas lebih dalam mengenai hal ini agar kamu bisa menentukan mana yang sesuai dengan seleramu!
1. Asal-usul dan sejarah donat di Amerika dan Eropa

Donat versi Amerika pertama kali populer pada abad ke-19 dan identik dengan budaya cepat saji. Donat dikenal luas berkat pengaruh Belanda dan kemudian dikembangkan oleh imigran Eropa di Amerika Serikat. Seiring waktu, donat Amerika mengalami banyak inovasi, seperti varian glazed, isi krim, dan beragam topping manis yang menggoda.
Di sisi lain, donat Eropa lebih berakar pada tradisi roti manis dari abad pertengahan. Beberapa negara Eropa memiliki varian khas masing-masing, seperti berliner dari Jerman, sufganiyah dari Yahudi Eropa, atau bomboloni dari Italia. Mereka cenderung memiliki isian selai atau krim, dengan bagian luar yang tidak terlalu manis. Ini menunjukkan bahwa donat Eropa lebih mengutamakan tekstur dan cita rasa lembut daripada tampilan mencolok.
2. Bahan dan teknik pengolahan yang berbeda

Bila kamu menggigit donat Amerika, kamu akan langsung merasakan tekstur ringan, lembut, dan agak berminyak karena proses penggorengan cepat dan bahan adonan yang menggunakan ragi aktif. Adonannya juga diberi tambahan gula dalam jumlah yang cukup banyak, serta kerap mengandung bahan tambahan seperti sirup jagung atau mentega.
Berbeda dengan itu, donat Eropa biasanya lebih padat dan lembut karena menggunakan teknik pengolahan yang mirip dengan roti klasik. Beberapa varian bahkan dipanggang, bukan digoreng. Gula gak terlalu mendominasi rasa, dan adonannya sering kali menggunakan bahan seperti eggs yolk dan mentega asli untuk menghasilkan rasa yang lebih rich dan mewah. Hal ini membuat donat Eropa terasa lebih gourmet dibandingkan versi Amerika.
3. Bentuk, isian, dan topping, mana yang lebih menarik?

Kamu pasti familiar dengan bentuk cincin bolong di tengah khas donut Amerika. Tapi tahukah kamu bahwa gak semua donut punya bentuk itu? Varian Amerika memang dikenal dengan tampilan yang menggemaskan dan penuh warna, dengan frosting mencolok serta sprinkles warna-warni yang menarik perhatian anak-anak maupun orang dewasa.
Sementara itu, donut Eropa umumnya berbentuk bulat penuh tanpa lubang di tengah. Fokusnya lebih pada isian seperti selai buah, krim vanila, cokelat, atau custard. Penampilannya sederhana, biasanya hanya ditaburi gula halus. Namun, kesederhanaan itu justru menjadi ciri khas yang membuatnya tampak elegan dan klasik. Gak heran jika donut Eropa sering ditemukan di toko roti artisan atau kafe bergaya klasik.
4. Pengaruh budaya dan kebiasaan konsumsi

Budaya makan cepat di Amerika turut membentuk cara masyarakatnya menikmati donat. Di sana, donat kerap disantap bersama kopi sebagai sarapan atau camilan cepat. Banyak waralaba seperti Dunkin' Donuts dan Krispy Kreme menjadi ikon yang memperkuat citra donat sebagai makanan cepat saji yang mudah ditemukan di mana saja.
Di Eropa, donat lebih sering dianggap sebagai bagian dari dessert atau kudapan istimewa yang dinikmati di waktu tertentu. Beberapa negara seperti Polandia menyajikan paczki (donat isi selai) sebagai bagian dari perayaan Fat Thursday. Kebiasaan ini menunjukkan bahwa donat Eropa lebih sarat makna budaya dan perayaan dibandingkan versi Amerika yang lebih fungsional.
5. Mana yang cocok dengan lidah orang Indonesia?

Buat kamu yang menyukai makanan manis, mungkin akan lebih cocok dengan donat Amerika yang penuh rasa dan topping manis menggoda. Teksturnya yang empuk dan rasa manisnya yang kuat sangat akrab dengan lidah masyarakat Indonesia yang gemar dengan makanan seperti martabak manis atau roti bakar.
Namun, jika kamu pencinta rasa yang lebih seimbang dan gak terlalu manis, donat Eropa bisa menjadi pilihan yang menyenangkan. Isian yang lembut dan rasa yang subtle cocok untuk kamu yang lebih menyukai nuansa elegan dan gak berlebihan dalam rasa. Apalagi jika kamu menyukai kue-kue artisan dengan sentuhan klasik, donat Eropa bisa jadi favorit barumu.
Perbedaan donat Amerika dan donat Eropa ternyata cukup kompleks dan mencerminkan budaya makanan masing-masing benua, ya. Sebagai pencinta kuliner, tak ada salahnya kamu mencoba keduanya dan merasakan sendiri mana yang paling cocok di lidahmu, ya!