Apakah Buras dan Arem-arem Itu Sama?

Indonesia memiliki beragam makanan tradisional berbahan dasar beras yang kaya akan cita rasa. Olahan beras yang paling terkenal di semua wilayah Indonesia adalah lontong. Selain lontong, buras dan arem-arem juga menjadi favorit banyak orang.
Kedua makanan ini biasanya dinikmati sebagai sarapan, karena praktis dan cukup mengenyangkan. Kamu juga bisa menemukan buras dan arem-arem di toko kue basah maupun penjual kaki lima. Karena mirip, keduanya sering dikira sama.
Padahal, ada beberapa perbedaan mendasar antara buras dan arem-arem. Meskipun keduanya dimasak dengan santan dan dikukus, berikut beberapa perbedaan buras dan arem-arem yang perlu kamu tahu.
1. Asal daerah

Kedua makanan ini berasal dari daerah yang berbeda. Buras berasal dari Suku Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan. Buras kerap disajikan dalam acara-acara besar, seperti pernikahan dan tahlilan.
Sementara itu, arem-arem merupakan makanan khas Jawa Tengah dan Yogyakarta. Arem-arem biasa dijadikan sebagai menu sarapan, bekal, atau camilan pendamping ngopi atau ngeteh yang nikmat.
2. Bentuk
Buras bentuknya pipih dan persegi panjang. Bentuknya yang pipih ini membedakannya dari lontong yang biasanya berbentuk silinder. Sedangkan, arem-arem bentuknya silinder atau bulat memanjang. Sekilas memang mirip dengan lontong, tetapi ukurannya lebih kecil.
3. Bahan pembuatan

Buras terbuat dari beras yang dimasak setengah matang, lalu dimasak kembali bersama santan hingga menyerap sempurna. Proses ini memberikan rasa gurih yang khas pada buras.
Sebaliknya, arem-arem terbuat dari nasi yang sudah matang. Biasanya diisi dengan berbagai bahan, seperti tempe, ayam, sayuran, atau daging sapi.
4. Pembungkus

Buras dan arem-arem dibungkus dengan daun pisang. Namun, buras biasanya diikat dengan tali rafia sebelum direbus. Sementara itu, arem-arem dibungkus dengan daun pisang tanpa ikatan khusus. Dibentuk menyerupai lontong, tetapi dengan ukuran lebih kecil.
5. Penyajian

Buras sering disajikan sebagai menu pendamping hidangan berkuah khas Sulawesi Selatan, seperti coto Makassar atau kaledo. Selain itu, buras juga nikmat disantap langsung, karena rasanya gurih.
Sementara itu, arem-arem biasanya disajikan sebagai kudapan atau sarapan. Umumnya disantap langsung tanpa pendamping, karena memiliki isian yang sudah memberikan rasa yang lengkap.
Itu dia beberapa perbedaan buras dan arem-arem yang perlu kamu tahu. Dengan memahami perbedaan-perbedaan di atas, kita dapat lebih menghargai kekayaan kuliner Indonesia yang beragam dan unik. Kalau kamu sendiri, lebih suka buras atau arem-arem?