Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Daging Kurban Boleh Langsung Dimasak setelah Disembelih?

ilustrasi dagingn kurban (vecteezy.com/Andrey Starostin)
ilustrasi dagingn kurban (vecteezy.com/Andrey Starostin)
Intinya sih...
  • Daging kurban langsung dimasak setelah disembelih bisa membuat daging alot dan otot belum melunak secara alami.
  • Waktu ideal untuk "mengistirahatkan" daging berkisar 4-8 jam agar tekstur lebih lembut dan darah tersisa mengering.
  • Teknik mencuci, membersihkan, memotong, memilih bumbu, dan teknik memasak yang tepat penting agar rasa dan kebersihan daging terjaga.

Salah satu momen paling ditunggu setelah penyembelihan hewan kurban adalah proses memasaknya. Namun, muncul pertanyaan yang sering dibahas dalam lingkup dapur dan tradisi keluarga, yakni bolehkah daging kurban langsung dimasak setelah disembelih?

Meski kelihatannya sederhana, pertanyaan ini menyimpan banyak pertimbangan seputar rasa, tekstur, hingga kebiasaan. Apalagi daging kurban punya karakter yang sedikit berbeda dibandingkan daging dari pasar harian. Kualitas daging bisa berubah hanya karena proses masak yang terlalu tergesa-gesa.

Maka dari itu, penting untuk memahami apa saja yang sebenarnya perlu diperhatikan sebelum mengolahnya. Berikut lima hal yang perlu kamu tahu sebelum terburu-buru memasak daging kurban setelah disembelih.

1. Daging segar membutuhkan waktu istirahat setelah disembelih

ilustrasi daging kurban (vecteezy.com/syech imam Al Kautsar)
ilustrasi daging kurban (vecteezy.com/syech imam Al Kautsar)

Setelah hewan kurban disembelih, daging masih berada dalam kondisi sangat segar dan hangat. Pada tahap ini, otot-otot daging masih kaku, karena proses kimiawi alami dalam tubuh belum sepenuhnya berhenti. Jika langsung dimasak, daging bisa alot meski dimasak dalam waktu lama atau menggunakan teknik tertentu. Sebab, jaringan otot belum sempat melunak secara alami.

Waktu ideal untuk “mengistirahatkan” daging biasanya berkisar antara 4—8 jam di suhu ruang yang bersih. Selain itu, bisa juga disimpan di lemari pendingin selama beberapa jam sebelum diolah. Tujuannya bukan hanya untuk melunakkan tekstur, tetapi juga memberi waktu agar darah tersisa mengering dan tidak merusak rasa saat dimasak. Penundaan ini  berpengaruh pada hasil akhir masakan, baik dari segi rasa atau kenikmatan saat dikunyah.

2. Proses pembersihan menentukan kualitas akhir masakan

ilustrasi daging kurban (vecteezy.com/Arjuna Anggara)
ilustrasi daging kurban (vecteezy.com/Arjuna Anggara)

Salah satu langkah awal yang sering diabaikan saat menangani daging kurban adalah tahap mencuci dan membersihkannya. Banyak orang langsung mencuci daging dengan air keran dalam jumlah banyak. Padahal, cara ini bisa membuat permukaan daging kehilangan aroma dan karakter alaminya. Air terlalu banyak juga bisa mempercepat kontaminasi jika tidak ditangani dengan higienis.

Idealnya, daging kurban cukup dibersihkan dari sisa darah dan kotoran yang menempel menggunakan air mengalir secukupnya. Tidak perlu direndam atau diperas terlalu kuat karena bisa merusak serat.

Setelah dicuci, daging sebaiknya ditiriskan hingga tidak terlalu basah sebelum masuk ke tahap berikutnya. Penanganan yang bersih dan terkontrol akan membuat masakan lebih aman, sedap, dan tidak meninggalkan bau yang mengganggu.

3. Teknik potong mempengaruhi hasil masak daging kurban

ilustrasi memotong daging kurban (vecteezy.com/Anna Markina)
ilustrasi memotong daging kurban (vecteezy.com/Anna Markina)

Ukuran dan arah potongan daging berpengaruh besar terhadap proses pemasakan. Daging kurban yang masih segar cenderung lebih kenyal dan sulit dipotong jika tidak menggunakan pisau tajam dan teknik yang benar. Jika asal memotong, serat daging bisa rusak dan hasil masakan terasa lebih liat.

Potonglah searah serat daging kurban untuk menu yang dimasak dengan metode slow cooker, seperti rendang atau semur, dan melawan serat untuk masakan cepat, seperti tumis. Selain itu, ukuran potong juga harus disesuaikan dengan jenis masakan. Terlalu besar bisa menyebabkan bagian dalam belum matang sempurna, sedangkan terlalu kecil bisa membuat daging mengering dan keras.

Pemahaman soal teknik potong ini bukan hanya soal kepraktisan, tetapi juga mencerminkan penghormatan pada bahan yang disiapkan dari hewan kurban. Memotongnya dengan benar pun bisa jadi cara terbaik menyiapkan makanan.

4. Bumbu harus menyesuaikan karakter daging kurban

ilustrasi marinasi daging kurban (commons.wikimedia.org/Dplanet)
ilustrasi marinasi daging kurban (commons.wikimedia.org/Dplanet)

Daging kurban punya rasa lebih kuat dibandingkan daging yang sudah lama disimpan atau dibekukan. Maka dari itu, pemilihan bumbu harus tepat agar bisa menonjolkan cita rasa asli daging tanpa menutupinya. Terlalu banyak rempah justru membuat rasa asli hilang dan berubah jadi terlalu berat di mulut.

Gunakan bumbu dasar, seperti bawang putih, bawang merah, ketumbar, lada, dan sedikit rempah segar, agar rasa tetap seimbang. Proses marinasi atau perendaman daging juga tidak perlu terlalu lama. Cukup 30—60 menit agar bumbu menyerap tanpa mengubah tekstur. Dengan cara ini, rasa khas daging kurban tetap muncul dan bisa dinikmati.

5. Metode memasak menentukan cita rasa akhir

ilustrasi memasak daging kurban (vecteezy.com/Seksan Wangjaisuk)
ilustrasi memasak daging kurban (vecteezy.com/Seksan Wangjaisuk)

Tidak semua teknik memasak cocok untuk daging kurban yang masih baru. Beberapa orang langsung menggoreng atau membakar daging tanpa proses perebusan terlebih dahulu. Padahal, cara ini bisa menyebabkan daging keras dan tidak matang merata.

Teknik memasak harus mempertimbangkan ketebalan, tingkat keempukan, dan tingkat kesegaran daging itu sendiri. Untuk hasil terbaik, rebus terlebih dahulu hingga muncul buih dan buang air pertamanya sebab bisa membantu menghilangkan sisa darah dan aroma yang masih menempel.

Setelah itu, daging bisa diproses lebih lanjut dengan teknik tumis, bakar, atau olahan kuah sesuai selera. Cara ini juga membantu bumbu lebih meresap dan membuat daging terasa lebih empuk saat disajikan.

Mengolah daging kurban memang butuh trik khusus, terutama dalam tahap awal setelah penyembelihan. Penanganan yang tepat akan menjaga kualitas rasa, tekstur, dan kebersihan daging kurban saat dimasak. Gimana, semakin siap mengolah daging kurban?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us