Apakah Lada Hitam Lebih Pedas daripada Lada Putih?

Banyak orang sering bingung saat memilih lada hitam atau lada putih, terutama ketika ingin menyesuaikan dengan rasa masakan yang sedang dibuat. Pertanyaan itu muncul karena kesan pedas dari kedua jenis lada ini tidak selalu sama di setiap hidangan. Beberapa orang menilai lada hitam terasa lebihpedas, sedangkan sebagian lain merasa lada putih justru lebih menusuk.
Sebenarnya rasa yang muncul bisa berubah tergantung cara mengolah bahan lain pada satu menu. Daripada kamu penasaran, berikut penjelasan selengkapnya tentang lada hitam dan lada putih.
1. Lada hitam menghasilkan aroma yang lebih pekat

Lada hitam dikenal karena wanginya yang langsung terangkat saat terkena panas. Kulit luar yang masih melekat membuat minyak alaminya tetap tersimpan, lalu terlepas perlahan ketika ditumis atau dipanggang. Aromanya terasa lebih penuh dan cenderung hangat, membuatnya sering dipakai di hidangan seperti ayam panggang, tumisan dengan mentega, atau saus. Sensasi aromanya biasanya tetap bertahan sampai hidangan selesai disajikan.
Saat ditambahkan menjelang akhir, aroma lada hitam tetap muncul tetapi tidak sekuat ketika ikut dimasak dari awal. Pedasnya pun tidak terlalu berlebihan, lebih seperti hangat yang merayap perlahan di lidah. Lada hitam lebih cocok untuk masakan yang ingin menonjolkan wangi rempah tanpa membuat rasa pedasnya mendominasi.
2. Lada putih memberi pedas yang lebih tajam dan cepat terasa

Lada putih menghasilkan sensasi pedas yang lebih langsung karena lapisan kulit luarnya sudah dibuang. Pedasnya cepat muncul di lidah maupun hidung sehingga cocok untuk hidangan yang ingin mempertahankan rasa bersih dan tidak terlalu beraroma kuat. Banyak menu seperti sop bening, bakso, atau hidangan berkuah ringan menggunakan lada putih agar rasa pedasnya cepat terasa tanpa mengubah warna atau aroma hidangan.
Lada putih memberi kesan pedas namun cepat memudar. Karakter ini membuatnya mudah menyatu dengan bumbu lain sehingga sering menjadi bumbu sehari-hari untuk masakan rumahan. Banyak orang memilih lada putih saat ingin menambahkan rasa pedas yang langsung terasa tanpa aroma rempah tebal.
3. Teknik memasak memengaruhi pedas lada

Tingkat pedas lada dapat berubah bergantung pada kapan bumbu itu masuk ke masakan. Jika lada ditumis bersama bawang, rasa pedasnya menjadi lebih lembut karena panas membantu menurunkan ketajamannya. Namun jika lada dimasukkan di tahap akhir, pedasnya justru lebih terasa karena minyak alaminya masih segar dan belum banyak menguap.
Perbedaan ini bisa membuat rasa masakan berubah meski takaran ladanya sama. Pada hidangan yang dimasak lama seperti sup tulang atau kuah santan, pedas lada akan melebur sehingga yang tersisa lebih berupa rasa hangat. Sebaliknya, pada masakan yang waktunya singkat seperti tumisan sayur atau telur orak-arik, pedas lada lebih cepat muncul.
4. Tingkat kehalusan bubuk lada mengubah penyebaran rasanya

Lada halus mudah larut dalam kuah sehingga pedasnya langsung menyebar ke seluruh bagian hidangan. Pada masakan berkuah, lada halus membuat rasa pedas muncul dari awal suapan hingga akhir. Sebaliknya, lada giling kasar tidak langsung larut sehingga butirannya melepaskan rasa perlahan setiap kali terkena panas atau saat dikunyah.
Lada putih halus pada sop menghasilkan pedas yang cepat terasa tetapi tidak bertahan lama. Lada hitam kasar pada tumisan atau makanan yang dipanggang justru memberi rasa pedas bertahap sekaligus aroma yang lebih harum. Bentuk atau tekstur lada ini menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan pedas tidaknya hidangan.
5. Bumbu pendamping membentuk rasa pedas lada

Lada akan memberi sensasi pedas berbeda ketika dipadukan dengan bumbu tertentu. Bawang putih membuat pedas lada terasa lebih lembut karena aromanya menutupi ketajaman awal. Jahe membuat pedasnya bergerak lebih cepat karena keduanya sama-sama memberi rasa hangat. Kombinasi tersebut sering digunakan tumisan atau hidangan berkuah yang ingin menghadirkan sensasi hangat tanpa terlalu menyengat.
Cabai memiliki pedas yang berbeda sehingga mempengaruhi cara lada terasa di lidah. Pada lada hitam, cabai membuat pedasnya terasa bertahap. Pada lada putih, cabai membuat pedasnya terasa lebih langsung. Rasa lada dapat berubah meski jenisnya sama, tergantung bumbu apa yang digunakan bersama lada.
Perbedaan lada hitam dan lada putih bukan hanya soal warna, tetapi juga tentang aroma hingga bagaimana mereka merespons panas. Dengan memahami karakter keduanya, kamu bisa memilih lada yang paling sesuai dengan hidangan yang ingin kamu buat. Jadi, kamu tim lada hitam atau lada putih?


















