Apakah Teknik Dry Aged Cocok untuk Semua Jenis Potongan Daging Sapi?

Dry aged merupakan teknik pengolahan daging yang semakin populer, terutama di kalangan pencinta daging sapi. Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan cita rasa dan tekstur daging dengan cara mengeringkannya pada suhu tertentu dalam waktu lama.
Dalam memilih potongan daging sapi untuk dimasak teknik dry aged, ada beberapa faktor penting yang perlu kamu perhatikan. Pasalnya, karakteristik setiap potongan daging berbeda-beda, mulai dari tekstur, kandungan lemak, hingga ketebalan seratnya.
Namun, apakah teknik dry aged cocok untuk semua jenis potongan daging sapi? Berikut IDN Times akan membahas lebih lanjut mengenai jenis potongan daging sapi yang cocok, sekaligus mana yang sebaiknya dihindari untuk dimasak dengan teknik dry aged.
1. Potongan daging dengan kandungan lemak marbling yang baik

Potongan daging sapi yang mengandung lemak marbling atau lemak yang terdistribusi di dalam daging sangat ideal untuk dimasak dengan teknik dry aged. Lemak marbling membantu menjaga kelembapan daging selama proses pengeringan, sehingga tekstur daging akan tetap empuk dan juicy.
Contoh potongan daging yang memiliki banyak lemak marbling adalah ribeye dan sirloin. Di sisi lain, potongan daging tanpa lemak marbling cenderung akan menjadi lebih kering dan keras setelah dilakukan proses dry aged.
Oleh karena itu, potongan seperti tenderloin atau daging bagian paha mungkin kurang ideal untuk dry aged, karena tidak memiliki cukup lemak. Teknik dry aged akan lebih optimal pada daging yang mengandung marbling tinggi untuk menjaga tekstur dan rasanya tetap enak.
2. Potongan dengan serat yang tebal dan kuat

Potongan daging sapi dengan serat yang tebal dan kuat seperti bagian chuck atau sirloin cenderung lebih bisa tahan saat dimasak menggunakan teknik dry aged. Serat yang kuat membantu daging untuk mempertahankan bentuknya dan mencegah daging menjadi terlalu rapuh. Hal ini sangat penting karena dry aged bisa membuat tekstur daging lebih padat dan rasanya lebih intens.
Namun, potongan daging yang memiliki serat halus dan lembut mungkin akan mengalami perubahan tekstur menjadi tidak ideal. Misalnya, tenderloin yang terkenal lembut mungkin menjadi terlalu kering dan kurang juicy setelah di-dry aged. Maka dari itu, jenis potongan daging dengan serat yang kuat lebih cocok untuk dimasak dengan teknik ini.
3. Ketebalan potongan daging memengaruhi proses dry aged

Teknik dry aged akan bekerja lebih efektif pada potongan daging sapi yang tebal, setidaknya dengan ketebalan lebih dari satu inci. Ketebalan ini penting agar tekstur daging tetap juicy di bagian dalam meskipun bagian luar daging mengalami pengeringan.
Potongan daging seperti tomahawk steak atau porterhouse yang tebal sangat ideal untuk teknik ini. Sebaliknya, potongan daging yang terlalu tipis berisiko menjadi terlalu kering dan kehilangan kelembapan aslinya.
Pasalnya, daging yang tipis cenderung menyerap kelembapan dengan lebih cepat. Akibatnya hasil akhirnya pun bisa kurang optimal. Untuk mendapatkan kualitas terbaik, pastikan ketebalan potongan daging cukup untuk dimasak dengan teknik dry aged.
4. Jenis potongan tulang membantu hasil dry aged

Beberapa potongan daging dengan tulang, seperti bone-in ribeye atau T-bone, memiliki keunggulan dalam proses dry aged. Tulang membantu menjaga struktur daging dan mencegah penyusutan berlebih selama proses aging. Selain itu, tulang juga bisa meningkatkan rasa, karena memberikan aroma khas yang dihasilkan dari dry aged.
Namun, potongan tanpa tulang juga bisa digunakan, meskipun hasilnya mungkin sedikit berbeda. Daging tanpa tulang lebih mudah menyusut dan mungkin membutuhkan perhatian lebih selama proses dry aged. Potongan daging yang memiliki tulang biasanya lebih disarankan untuk mendapatkan hasil terbaik.
5. Menghindari potongan daging berlemak eksternal yang terlalu banyak

Potongan daging dengan lapisan lemak eksternal yang terlalu tebal mungkin kurang ideal untuk dimasak dengan teknik dry aged. Lemak eksternal yang terlalu banyak bisa menghambat proses pengeringan dan mencegah rasa daging yang kaya dari teknik dry aged.
Sebaiknya, pilih potongan yang memiliki lemak marbling tanpa lemak eksternal berlebihan. Potongan daging dengan lemak eksternal tipis lebih cocok, karena memungkinkan daging untuk mengering secara merata.
Lemak eksternal yang berlebihan biasanya harus dipangkas setelah proses dry aged, yang bisa membuang banyak daging. Maka dari itu, memilih potongan daging dengan lemak marbling internal lebih dianjurkan.
Teknik dry aged memang bisa meningkatkan kualitas daging sapi, tetapi tidak semua bagian daging sapi cocok dimasak dengan teknik ini. Potongan daging sapi yang memiliki marbling tinggi, serat kuat, ketebalan yang memadai, dan lemak eksternal yang minimal adalah pilihan terbaik.
Jika kamu ingin mencoba teknik dry aged, pilihlah potongan yang tepat untuk mendapatkan rasa dan tekstur yang maksimal. Selamat mencoba teknik ini dan rasakan perbedaan daging sapi dry aged yang luar biasa, ya!