Bagaimana Cara Mengolah Jeroan Daging Kurban agar Tetap Lezat?

Setiap kali momen Idul Adha tiba, stok daging kurban biasanya langsung memenuhi dapur, termasuk bagian jeroannya. Sayangnya, tidak semua orang tahu cara mengolah jeroan agar rasanya tetap enak dan tidak bau amis. Padahal, bagian ini bisa jadi sajian istimewa kalau diproses dengan cara yang tepat. Aroma dan tekstur khas dari jeroan memang butuh penanganan khusus agar tidak mengecewakan saat disajikan.
Jeroan seperti hati, paru, limpa, atau babat punya potensi rasa yang kuat, tapi juga mudah salah langkah dalam pengolahan. Oleh karena itu, penting untuk memahami teknik dasar memasak jeroan agar tidak hanya sekadar matang, tapi juga tetap menggugah selera.
Berikut lima langkah penting yang bisa kamu lakukan untuk memastikan jeroan dari daging kurban tetap lezat dan layak disajikan di meja makan
1. Proses perebusan awal menentukan kualitas jeroan

Langkah pertama yang paling berpengaruh adalah bagaimana jeroan direbus sebelum masuk ke tahap masak utama. Jeroan harus direbus dua kali dengan air bersih untuk mengurangi kotoran, bau, dan sisa darah yang menempel. Rebus jeroan untuk pertama kali dengan air mendidih selama lima menit lalu buang airnya, baru kemudian direbus ulang dengan tambahan rempah seperti daun salam, jahe, dan serai.
Proses ini akan membuat aroma khas jeroan berkurang tanpa menghilangkan rasa aslinya. Selain itu, tekstur jeroan juga menjadi lebih empuk sehingga lebih mudah dipotong dan diolah ke tahap selanjutnya. Jangan terlalu lama merebus karena justru bisa membuat jeroan jadi keras atau malah hancur. Waktu perebusan yang ideal bisa berbeda tergantung jenis jeroan, jadi perlu disesuaikan dengan kondisinya.
2. Bumbu harus diperkuat dengan rempah yang seimbang

Jeroan punya rasa yang cukup kuat, tapi itu justru bisa jadi kelebihan jika dibarengi dengan pemilihan bumbu yang tepat. Rempah-rempah seperti ketumbar, kunyit, lengkuas, dan kemiri bisa menetralkan aroma sekaligus memperkaya rasa. Kombinasi ini bukan hanya soal rasa, tapi juga membantu mengurangi bau khas yang bisa mengganggu selera.
Tumis bumbu hingga benar-benar matang dan harum sebelum memasukkan jeroan ke dalamnya. Langkah ini membuat bumbu lebih menyatu dengan bahan utama dan tidak hanya menempel di permukaan. Pastikan semua jeroan terlapisi bumbu secara merata agar hasil akhirnya tidak terasa hambar. Rasa yang kuat dan seimbang adalah kunci dari sajian jeroan yang berhasil.
3. Potongan jeroan harus disesuaikan dengan jenis masakan

Ukuran dan bentuk potongan jeroan bisa memengaruhi rasa dan tekstur akhir masakan. Misalnya, paru yang terlalu besar akan terasa alot, sementara hati yang dipotong terlalu kecil bisa cepat kering dan kehilangan rasa aslinya. Oleh karena itu, penting memahami jenis masakan yang ingin dibuat agar bisa menentukan potongan yang tepat.
Untuk masakan berkuah seperti gulai atau semur, potongan sedang memberi ruang bumbu meresap dengan baik tanpa membuat jeroan hancur. Sementara untuk oseng atau gorengan, potongan kecil lebih disarankan agar teksturnya garing dan tidak alot. Perhatikan juga ketebalan irisan supaya tidak membuat masakan jadi terlalu lama dimasak dan kehilangan nutrisi di dalamnya.
4. Teknik memasak mempengaruhi tekstur jeroan

Setelah proses rebus dan bumbu selesai, tahap akhir dalam mengolah jeroan juga tidak boleh asal. Jika ingin menghasilkan tekstur renyah, misalnya, jeroan bisa digoreng sebentar dengan minyak panas setelah dibumbui. Tapi untuk hasil yang empuk dan kaya rasa, teknik ungkep atau tumis basah bisa jadi pilihan lebih tepat.
Teknik akhir ini harus disesuaikan dengan jenis masakan dan selera makan keluarga di rumah. Jangan terburu-buru memasak karena jeroan perlu waktu untuk benar-benar menyerap rasa bumbu. Gunakan api kecil agar jeroan tidak mudah gosong dan hasilnya tetap lembut. Memasak dengan sabar jadi kunci supaya sajian jeroan terasa enak dari suapan pertama hingga terakhir.
5. Penyajian jeroan juga perlu diperhatikan

Selain rasa, penyajian juga punya peran penting dalam menikmati olahan jeroan dari daging kurban. Jeroan yang disajikan asal tanpa pelengkap bisa terlihat kurang menggugah selera. Padahal, penambahan topping seperti bawang goreng, irisan cabai, atau perasan jeruk limau bisa menambah nilai rasa sekaligus tampilan.
Pilih piring saji yang kontras dengan warna masakan agar sajian terlihat lebih menarik. Sajikan jeroan bersama nasi hangat atau lontong untuk hasil yang lebih komplet. Kombinasi aroma, rasa, dan tampilan yang menggoda bisa membuat jeroan naik kelas dari lauk biasa jadi menu utama. Dengan penyajian yang tepat, jeroan bisa diterima oleh semua kalangan, termasuk yang biasanya enggan mencobanya.
Jeroan dari daging kurban bukan bagian yang layak dibuang, tapi bisa diolah menjadi sajian nikmat jika tahu cara yang benar. Setiap langkah dari perebusan hingga penyajian, berkontribusi pada hasil akhir yang memuaskan. Dengan sedikit ketelatenan, jeroan bisa jadi bintang di meja makanmu.