Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Nasi Kacang Polong ala Ae Sun, Ada Sejarahnya!

ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/pelican)
ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/pelican)
Intinya sih...
  • Pengaruh dari imigran Manchuria Selatan pada abad ke-15 membawa berbagai jenis kacang-kacangan yang kemudian menyatu dalam kuliner lokal Korea.
  • Kondisi iklim dan tanah Korea yang cocok untuk menanam berbagai biji-bijian turut mendukung keberlanjutan tradisi makan nasi campur kacang polong.
  • Nasi campur kacang polong bukan sekadar makanan sehari-hari, tapi juga jadi simbol kesederhanaan, kebersamaan, dan kelangsungan hidup di masa lalu.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Drama Korea memang sering menyisipkan unsur budaya dalam ceritanya, tak terkecuali dari segi kuliner yang mampu membangkitkan rasa penasaran. Salah satu contohnya adalah hidangan nasi kacang polong yang muncul dalam drama When Life Gives You Tangerines (2025), di mana karakter Ae Sun dan keluarganya menyantap nasi dengan campuran kacang polong dalam suasana rumah sederhana.

Nasi kacang polong ala Ae Sun ini menyimpan cerita mendalam dari sekadar makanan biasa dalam drakor. Momen ketika nasi dicampur dengan kacang polong bukan cuma sekadar bumbu latar dalam cerita, tapi juga mencerminkan bagaimana masyarakat Korea pada masa lalu bertahan hidup.

Meski sederhana, ada sederet fakta nasi kacang polong ala Ae Sun yang mungkin belum kamu tahu sepenuhnya. Coba kamu cek, biar lebih paham setelah menonton When Life Gives You Tangerines.

1. Tradisi makan nasi campur biji-bijian sudah berlangsung sejak zaman dulu

ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/pelican)
ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/pelican)

Sejak ratusan tahun lalu, masyarakat Korea sudah terbiasa mengonsumsi campuran berbagai jenis biji-bijian, termasuk kacang polong, yang dilakukan oleh keluarga dari berbagai lapisan masyarakat. Tradisi ini bahkan jauh lebih tua daripada masa penjajahan Jepang, karena pengaruh dari imigran yang datang dari wilayah Manchuria Selatan pada abad ke-15. Para pendatang ini membawa serta beragam jenis kacang-kacangan yang kemudian menyatu dalam kuliner lokal Korea.

Kondisi iklim dan tanah Korea yang cukup cocok untuk menanam berbagai macam biji-bijian turut mendukung keberlanjutan tradisi tersebut. Maka gak heran kalau dari dulu banyak keluarga yang menyimpan stok kacang polong di dapurnya.

Nasi yang dicampur kacang polong bukan sekadar makanan sehari-hari, tapi juga jadi simbol dari kesederhanaan, kebersamaan, dan kelangsungan hidup. Ini bukan soal rasa semata, tapi juga soal kebiasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

2. Masa perang membuat nasi campur kacang jadi menu bertahan hidup

ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/pelican)
ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/pelican)

Saat Perang Dunia II, Korea mengalami masa-masa paling sulit dalam sejarahnya. Keterbatasan sumber daya pangan membuat masyarakat harus kreatif dalam mengolah apa pun yang mereka miliki.

Nasi yang biasanya dianggap makanan utama pun harus dicampur berbagai bahan tambahan agar bisa cukup untuk semua anggota keluarga. Salah satu bahan yang paling sering digunakan adalah kacang polong, karena mudah disimpan dan mengenyangkan.

Dalam situasi tersebut, nasi campur kacang polong jadi semacam "menu darurat" yang bisa bikin perut tetap kenyang meski stok beras sangat terbatas. Bahkan, banyak keluarga harus melakukan barter agar bisa mendapatkan kacang polong dari tetangganya, atau menukar hasil laut dengan bahan makanan, seperti jagung, sorgum, atau kacang.

Bisa dibilang, nasi kacang polong ala Ae Sun ini sebenarnya punya akar sejarah yang panjang. Bahkan, erat kaitannya dengan perjuangan hidup masyarakat pada masa-masa krisis tersebut.

3. Tata cara penyajian nasi kacang polong mencerminkan struktur sosial keluarga

ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/Hyeon-Jeong Suk)
ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/Hyeon-Jeong Suk)

Dalam When Life Gives You Tangerines, terlihat jelas bagaimana nasi kacang polong disajikan tidak asal-asalan. Meskipun terlihat sederhana, tapi ada aturan tak tertulis dalam keluarga tentang siapa yang berhak mendapatkan lebih banyak kacang polong.

Dalam rumah keluarga Yang Gwansik, hanya kepala keluarga, anak sulung, dan tulang punggung keluarga yang boleh menikmati porsi kacang polong lebih banyak di meja makan utama. Sementara itu, anggota keluarga lainnya, seperti ibu, anak-anak yang lebih kecil, atau anggota lain hanya mendapatkan porsi nasi polos dengan jumlah kacang polong yang lebih sedikit.

Keputusan tersebut bukan sekadar pembagian makanan, tapi mencerminkan struktur sosial dan prioritas dalam satu keluarga. Cara ini secara gak langsung menunjukkan siapa yang dianggap paling berperan dalam keluarga, siapa yang harus diberi lebih, dan siapa yang perlu mengalah.

4. Popularitas makanan ini meledak berkat kekuatan visual drama Korea

ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/pelican)
ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/pelican)

Drama Korea memang terkenal punya kekuatan storytelling yang kuat, bahkan untuk hal-hal kecil, seperti makanan sekalipun. Begitu nasi kacang polong muncul dalam adegan penuh emosi, penonton langsung dibuat penasaran dan mulai mencari tahu.

Tak butuh waktu lama, menu sederhana ini langsung viral di media sosial, terutama di TikTok. Banyak netizen yang mencoba membuat versi mereka sendiri di rumah, lalu membagikannya dalam bentuk video singkat.

Menariknya, meskipun bahan yang digunakan sangat simpel, yaitu beras dan kacang polong, tapi kesan yang ditampilkan sangat kuat. Visual nasi hangat dengan kacang hijau yang merekah di atasnya, ditambah cerita yang menyentuh, membuat makanan ini terasa lebih istimewa dari sekadar hidangan biasa. Beberapa netizen menyebut kalau nasi kacang polong ala Ae Sun ini membawa mereka merasakan suasana nostalgia.

5. Nasi kacang polong berubah jadi simbol kesederhanaan yang menyentuh hati

ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/pelican)
ilustrasi nasi kacang polong ala Ae Sun (commons.wikimedia.org/pelican)

Apa yang membuat makanan ini begitu menarik bukan cuma tampilannya yang menggoda, tapi juga makna di baliknya. Nasi kacang polong ala Ae Sun bukan jenis makanan mewah. Namun, justru karena kesederhanaannya, banyak orang merasa terhubung.

Makanan ini mencerminkan bagaimana keluarga bisa tetap bertahan, saling berbagi, dan menunjukkan rasa cinta meski dalam kondisi serba terbatas. Kesederhanaan yang disajikan lewat sepiring nasi ternyata bisa lebih menyentuh dibanding sajian mewah sekalipun.

Drakor ini berhasil menyampaikan pesan bahwa kebahagiaan gak selalu harus datang dari hal besar. Kadang, satu mangkuk nasi hangat dengan sedikit kacang polong bisa memberi rasa aman, kenyang, dan kedekatan emosional yang kuat.

Nasi kacang polong ala Ae Sun dalam drakor When Life Gives You Tangerines berhasil mencuri perhatian. Bukan karena rasanya yang luar biasa, tapi karena nilai-nilai budaya dan sejarah yang menyertainya. Jika kamu belum pernah merasakan menu ini, mungkin sekarang saatnya untuk ikut mencicipi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us