Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Teh Decaf yang Rendah Kafein, Gak Bikin Insomnia

ilustrasi menuangkan teh ke dalam cangkir (freepik.com/kamranaydinov)
ilustrasi menuangkan teh ke dalam cangkir (freepik.com/kamranaydinov)

Apakah kamu suka minum teh? Jika iya, pasti sudah tahu kalau mayoritas teh termasuk minuman yang mengandung kafein, seperti halnya kopi. Kadarnya beragam, tergantung pada jenis teh dan usia daun yang digunakan.

Buat kamu yang intoleran dengan kadar kafein tinggi, kini sudah ada teh decaf sebagai alternatifnya. Decaf merupakan kependekan dari decaffeinated, yang berarti terdapat proses pengurangan kafein. Teh decaf artinya teh yang telah dikurangi kadar kafeinnya, bukan berarti dihilangkan. 

Mau tahu lebih lanjut tentang teh decaf? Yuk, cari tahu faktanya di bawah ini!

1. Teh decaf tidak sepenuhnya bebas kafein

ilustrasi menuangkan teh (freepik.com/jcomp)
ilustrasi menuangkan teh (freepik.com/jcomp)

Teh decaf berbeda dengan teh secara alami tanpa kandungan kafein yang umumnya berasal dari tanaman herbal. Jenis teh ini merupakan teh dengan kafein tinggi yang telah melalui proses decaffeinated, sehingga kadarnya berkurang. Bukan berarti teh decaf sepenuhnya bebas kafein, kerap kali masih mengandung kafein 2–5 persen.

Proses dekafeinasi tidak dapat menghilangkan kafein sepenuhnya. Kadar kafein yang tersisa pun tergantung metode dan standar kualitas yang digunakan. Namun, bagi pencinta teh pada umumnya, kadar kafein dua persen itu dapat diabaikan, karena sangat rendah.

2. Metode decaf pada teh

ilustrasi daun teh kering dan secangkir teh (freepik.com/azerbaijan-stockers)
ilustrasi daun teh kering dan secangkir teh (freepik.com/azerbaijan-stockers)

Terdapat empat metode decaf untuk menghilangkan kafein alami dari daun teh. Setiap metode akan menghasilkan efek berbeda pada rasa dan konsistensi teh. Keempat metode tersebut adalah menggunakan pelarut kimia seperti metilen klorida dan etil asetat, karbondioksida, dan air.

Metode pertama, daun teh direndam dalam metil klorida. Molekul kafein akan terikat dengan metilen klorida dan membuat daun teh memiliki rasa yang kuat dan minyak alami. Cara ini dapat membuat daun teh tetap memiliki rasa asli, tetapi belum tentu yang paling sehat.

Penggunaan etil asetat dekafeinasi teh hampir mirip metilen klorida. Metode ini lebih sering digunakan dan disebut sebagai dekafeinasi alami, karena etil asetat secara alami juga ditemukan pada teh. 

Sebagian besar teh saset melalui proses dekafeinasi menggunakan metode karbondioksida. Metode ini mempertahankan rasa alami teh dan manfaat bagi kesehatan tubuh. Secara sederhana, teh dimasak dengan tekanan tinggi menggunakan karbondioksida, sehingga molekul kafein dapat diekstraksi tanpa menghilangkan rasa.

Satu lagi, metode decaf menggunakan air untuk beberapa jenis teh. Metode ini memang kurang populer untuk menghilangkan kafein pada teh, tetapi sering digunakan pada kopi. Daun teh direndam dalam air untuk menghilangkan molekul rasa dan minyaknya. Teh yang dihasilkan kerapkali lebih encer dan tidak memiliki rasa asli.

3. Proses decaf memengaruhi rasa dan aroma teh

ilustrasi teh dengan perasa tambahan (pexels.com/anna-pou)
ilustrasi teh dengan perasa tambahan (pexels.com/anna-pou)

Rasa teh decaf yang lebih ringan dan lembut dibandingkan teh biasa. Proses dekafeinasi telah menghilangkan beberapa senyawa yang berperan memberikan rasa pada teh. Hal ini bisa membuat rasa teh decaf kurang kompleks.

Demikian pula dengan aroma, teh yang belum didekafeinasi biasanya memiliki aroma seperti tanah dan bunga. Setelah diproses, teh decaf cenderung lebih lembut daripada teh biasa. Jika dibandingkan sesama teh decaf, umumnya teh hitam decaf memiliki rasa lebih kuat daripada teh hijau decaf.

Produsen teh decaf memiliki sejumlah cara untuk membuat produknya tetap kaya rasa dan beraroma. Mulai dari mencampur beberapa jenis teh, menggunakan teh berkualitas tinggi, dan menambahkan perasa. Jadi, pelanggan tetap dapat menikmati teh decaf layaknya teh biasa.

4. Dianjurkan bagi intoleran kafein

ilustrasi tea brakfast (pexels.com/rdne)
ilustrasi tea brakfast (pexels.com/rdne)

Kamu dapat menikmati teh decaf kapan pun sepanjang hari, bahkan dalam jumlah banyak, tanpa khawatir akan merasa gelisah atau mengalami insomnia. Kandungan kafeinnya yang sangat rendah cocok buat kamu yang intoleran, tetapi tetap ingin menikmati teh.

Kamu juga bisa mencampurnya dengan bahan herbal tanpa kafein untuk membantu tidur nyenyak, seperti teh Darjeeling, Assam, dan Ceylon. Kombinasi lain untuk kamu yang suka teh berasa kompleks dan aroma lembut, bisa mencampur teh hijau decaf dengan teh melati.

Caranya mudah, kamu bisa menyeduh teh hijau decaf dengan bunga melati yang telah dikeringkan. Kalau gak mau ribet, kamu bisa membeli teh decaf yang telah diberi campuran di pasaran.

5. Masih ada manfaat untuk kesehatan tubuh

ilustrasi orang minum teh (pexels.com/kampus)
ilustrasi orang minum teh (pexels.com/kampus)

Proses decaf tidak sekadar memengaruhi rasa dan aroma, tetapi juga mengandung sejumlah zat dalam teh. Polifenol dan beberapa antioksidan pada teh decaf kemungkinan tidak sekuat teh biasa dalam manfaat untuk kesehatan. Namun, bukan berarti teh decaf tidak bermanfaat untuk kesehatan tubuh sama sekali.

Seperti dilansir Sencha Tea Bar, kandungan flavanol dalam teh decaf berkisar antara 16,6 hingga 64,2 mg lebih sedikit dibandingkan teh berkafein. Nilai antioksidannya pun lebih rendah, tetapi masih dalam jumlah besar. Jadi, meski meski ada pengurangan flavanol dan antioksidan, masih cukup banyak menawarkan manfaat kesehatan untuk tubuh.

Nah, sekarang kamu sudah tahu sejumlah fakta teh decaf yang dapat dinikmati kapan saja, karena kadar kafeinnya sangat rendah. Teh ini hanya mengandung 2–5 persen kafein, sehingga aman dikonsumsi buat kamu yang intoleran. Kamu juga bisa mencampurnya dengan teh tanpa kafein untuk memperkaya rasa dan aroma.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatma Roisatin
Dewi Suci Rahayu
Fatma Roisatin
EditorFatma Roisatin
Follow Us