Jangan Salah Pesan, Ini 5 Cara Membedakan Ramen Babi dan Sapi!

- Warna kuah dan tekstur membedakan ramen babi dan sapi
- Aroma dan cita rasa yang khas dari masing-masing jenis ramen
- Jenis daging dan topping yang digunakan dalam ramen babi dan sapi
Ramen memang jadi salah satu hidangan Jepang yang banyak digemari orang di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Namun, tahukah kamu kalau jenis daging yang digunakan bisa memengaruhi cita rasanya secara signifikan?
Dua varian yang paling sering dijumpai adalah ramen babi dan ramen sapi. Sekilas terlihat mirip, tapi sebenarnya keduanya punya ciri khas yang berbeda, mulai dari warna kuah, aroma, hingga tekstur dagingnya. Supaya gak salah pesan, terutama bagi kamu yang menghindari konsumsi babi, mari kenali cara membedakan ramen babi dan sapi berikut ini!
1. Warna kuah dan teksturnya
Ramen babi umumnya menggunakan tonkotsu broth, yaitu kaldu hasil rebusan tulang dan lemak babi selama berjam-jam. Hasilnya, kuahnya cenderung keruh, pekat, dan berwarna putih susu dengan tekstur agak berminyak. Rasanya pun gurih dan creamy, karena lemaknya cukup dominan.
Sementara itu, ramen sapi atau gyu ramen menggunakan kaldu dari tulang atau daging sapi. Kuahnya biasanya lebih jernih atau sedikit kecokelatan, tergantung pada proses memasaknya. Teksturnya lebih ringan dan tidak selemak tonkotsu, meski begitu rasanya tetap terasa gurih dan kaya.
2. Aroma dan cita rasa

Ramen babi punya aroma yang khas, bahkan kadang cukup tajam bagi yang tidak terbiasa. Bau kaldu tonkotsu bisa tercium dari campuran lemak dan tulang babi yang direbus lama.
Sebaliknya, ramen sapi punya aroma yang lebih terasa dagingnya, tapi tidak terlalu menusuk. Rasanya gurih, dengan sedikit sensasi smoky atau kaldu yang ringan tergantung resepnya. Kalau kamu sensitif terhadap aroma, ramen sapi biasanya terasa lebih netral dan nyaman di lidah.
3. Jenis daging dan topping
Ramen babi umumnya memakai chashu, yaitu irisan daging perut babi (pork belly) yang direbus dan dibakar perlahan. Teksturnya lembut, sedikit berlemak, dan punya lapisan lemak putih di tepinya.
Sementara itu, ramen sapi biasanya menggunakan gyu chashu atau beef slices, irisan daging sapi tanpa lapisan lemak yang terlalu tebal. Teksturnya lebih kenyal dan berwarna cokelat tua. Selain itu, beberapa ramen babi menambahkan minyak babi atau lard oil sebagai penambah rasa, sedangkan ramen sapi tidak.
4. Lihat label atau tanyakan langsung

Kalau kamu makan di restoran ramen, jangan sungkan untuk bertanya langsung pada pelayan. Untuk kamu yang muslim atau tidak mengonsumsi babi, pilihlah ramen dengan label halal atau yang jelas mencantumkan bahan bakunya berbasis sapi atau ayam.
5. Perhatikan menu atau label halal
Restoran ramen halal biasanya mencantumkan label halal dari lembaga terpercaya dan tidak menjual menu berbasis babi sama sekali. Sebaliknya, restoran ramen Jepang autentik yang tidak halal sering kali menjadikan tonkotsu sebagai menu andalan mereka. Jika kamu ragu, perhatikan juga dapur terbuka atau papan menu. Biasanya bahan utama mereka disebutkan dengan jelas.
Membedakan ramen babi dan sapi sebenarnya mudah kalau kamu tahu cirinya. Kuncinya ada di warna kuah, aroma, dan topping dagingnya. Ramen babi cenderung creamy dan berminyak, sedangkan ramen sapi lebih ringan dan beraroma kaldu daging.
Jadi, sebelum memesan, pastikan kamu sudah tahu jenis ramen yang sesuai dengan preferensimu. Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati semangkuk ramen lezat tanpa rasa khawatir!


















