Kenapa Harga Ceremonial Matcha Mahal? Ini Alasannya!

- Ceremonial matcha punya karakteristik rasa yang umami dan unik
- Dihasilkan dari daun teh yang panen pertama
- Kandungan L-theanin yang tinggi berkontribusi atas rasa umami
Ceremonial matcha sering kali dikaitkan dengan matcha premium bermutu tinggi. Sejatinya, cermonial matcha adalah istilah yang merujuk pada matcha yang digunakan pada upacara minum teh. Pada upacara minum teh, matcha terbaiklah yang akan dihidangkan.
Selain rasanya yang "mahal," harga ceremonial matcha pun juga bisa dibilang menguras kantong. Namun, harga mahal tersebut terbayar dengan pengalaman menarik dari karakter matcha yang unik.
Harga mahal dari ceremonial matcha bukan tanpa alasan, penanaman, perawatan, pemetikan, hingga proses daun teh menjadi matcha membutuhkan kecermatan yang tinggi dan waktu yang cukup lama. Kalau belum tahu, ini alasan kenapa harga ceremonial matcha mahal.
1. Ceremonial matcha punya karakteristik rasa yang umami dan unik

Ceremonial matcha sering disebut matcha premium berkualitas tinggi. Dari segi, rasa, dan aroma, matcha dengan ceremonial grade dianggap mirip matcha yang digunakan untuk upacara minum teh di Jepang.
Ceremonial matcha memunyai warna hijau yang vibrant. Warna hijau cerah yang menawan itu mengindikasikan kesegaran dari matcha. Bubuk matcha yang berwarna kuning menunjukkan bahwa matcha sudah jadi pucat dan pembuatannya menggunakan daun yang dipanen dari dasar tumbuhan teh.
Ceremonial matcha rasanya unik, umami, pahit tapi segar, dan meninggalkan aftertaste yang nyaman di lidah. Aromanya pun juga khas, creamy, dan memberikan sensasi segar. Karakteristik matcha ini yang membuat harga matcha pun juga tinggi. Makin kuat karakteristik matcha, makin menarik juga harganya.
2. Dihasilkan dari daun teh yang panen pertama

Kelezatan dan kesegaran ceremonial matcha yang memberikan rasa dan harga mahal tentu tidak lepas dari cara pemilihan dan pengolahan daun teh untuk matcha. Panen daun teh merupakan hal yang krusial untuk kualitas matcha. Ceremonial matcha dibuat dari pucuk daun teh yang paling muda yang dipanen pertama (dikenal dengan first flush atau shincha).
Matcha memiliki jadwal panen yang unik dan signifikan. Panen pertama dikenal sebagai ichibana yang terjadi setahun sekali pada awal musim semi, sekitar akhir April atau awal Mei. Teh pada panen teh pertama atau first flush memilki kualitas terbaik, dan hanya dari fisrt flush, matcha terbaik dihasilkan.
Rasa yang dihasilkan dari first flush ini lembut dan kaya sedangkan matcha atau teh hasil pemetikan kedua (nibancha) dan terakhir (sanbancha) memberikan rasa yang lebih kuat tapi kualitasnya tidak sebaik pemetikan pertama.
3. Kandungan L-theanin yang tinggi berkontribusi atas rasa umami

Berkualitasnya daun teh pemetikan pertama terjadi karena daun teh yang dipanen di awal menyimpan senyawa dan nutrisi penting selama musim dingin. Ketika tunas daun teh baru tumbuh di musim semi, senyawa dan nutrisi tersebut terkonsentrasi di tiap tunas daun teh yang baru. Daun teh akan mengandung senyawa L-theanin yang memberikan rasa umami yang khas dan lezat.
Oleh karena itu, masa panen teh pertama ini selalu ditunggu-tunggu dan menjadi momen spesial baik bagi petani maupun produsen matcha. Panen teh untuk matcha kualitas tinggi yang hanya satu kali dalam setahun tentu akan memengaruhi harga matcha.
4. Adanya proses shading yang dapat meningkatkan senyawa pada daun teh

Sekitar 20–30 hari sebelum panen pertama, daun teh untuk matcha akan diberlakukan metode shading. Shading atau kabuse adalah metode menutup tumbuhan teh dengan tarpaulin atau bamboo mat untuk mengurangi paparan sinar matahari. Mengurangi paparan sinar matahari akan mengaktifkan mekanisme bertahan hidup pada tumbuhan teh.
Mekanisme tersebut dapat meningkatkan produksi klorofil, sehingga akan memberikan warna hijau yang cantik. Selain itu, tumbuhan teh juga meningkatkan kandungan L-theanin yang akan memberikan rasa umami yang khas. Metode ini juga membuat produksi senyawa katekin menurun, sehingga rasa pahit juga dapat berkurang.
Kabuse bisa berlangsung dalam waktu singkat (7–10 hari) atau waktu yang lama (lebih dari 20 hari). Hal ini tentu mempengaruhi karakteristik matcha. Semakin lama tumbuhan teh ditutupi makin intens produksi klorofil dan L-theanin yang akan memberikan rasa yang lebih kaya, umami, lembut, dan creamy, serta mengurangi rasa pahit pada matcha. Penanaman yang teduh ini memerlukan perawatan ekstra dan waktu lebih lama, sehingga berkontribusi pada biaya produksi yang lebih tinggi.
5. Penggilingan daun teh yang butuh kecermatan dan kesabaran

Hal yang membedakan ceremonial matcha dan matcha lainnya adalah tekstu lembut, creamy, dan mouthfeel. Hal ini tak terlepas dari metode penggilingannya yang unik. Terdapat dua metode penggilingan daun teh untuk matcha ceremonial, yaitu penggilingan mekanis (dengan ball mill, bead mill, dan jet mill) dan penggilingan dengan batu tradisional.
Penggilingan dengan batu menggunakan batu beralur dan berputar dengan torsi yang tinggi. Daun yang kering disalurkan perlahanan di antara batu dan dikeluarkan secara bertahap. Penggilingan dengan batu hanya dapat menggiling daun teh sekitar 30–40 gram per jam per unit. Meskipun sudah banyak penggilingan mesin di industri yang lebih cepat, penggilingan dengan batu masih lebih disukai untuk matcha yang digunakan upacara minum teh.
Penggilingan daun teh dengan batu menghasilkan bubuk yang lebih halus dibandingkan dengan mesin. Semakin kecil partikel bubuknya, semakin halus sensasi matcha saat menyentuh lidah, dan membiarkan rasa matcha yang bertahan lama di lidah. Matcha dengan partikel halus juga memberikan buih yang halus dan lembut saat matcha dikocok. Penggilingan dengan cara tradisional ini juga yang membuat harga ceremonial matcha tinggi.
6. Para petani teh harus terampil dan teliti

Selain daun tehnya yang harus bagus, petani teh pun juga harus punya skill yang terampil dan cermat. Para petani harus telaten memantau pertumbuhan dan perkembangan teh. Mereka harus paham karakteristik varietas teh, kondisi pertumbuhan, waktu yang tepat ketika daun teh sudah mencapai puncak kandungan nutrisi dan rasa.
Daun yang lembut dan siap dipanen harus dipetik secara hati-hati dan teliti. Kegiatan produksi yang padat karya dan tradisional untuk memproduksi ceremonial matcha membuat harganya mahal. Namun, di balik harga mahal, ada kualitas karakteristik matcha yang terbayar tuntas.
7. Matcha terbaik dibuat oleh negara asalnya, Jepang!

Matcha terbaik dibuat di Jepang, yakni di Uji, Prefektur Kyoto. Di sana terkenal sebagai tempat kelahiran matcha dan teh hijau Jepang. Tentu saja, matcha dari Uji diharapkan berkualitas baik, tetapi harganya mungkin lebih mahal dari yang lainnya. Tanahnya yang subur dan cuaca yang mendukung, membuat matcha dari Uji memiliki aroma dan rasa kelas atas.
Daerah lain yang memproduksi matcha adalah Shizuoka dan Nishio (keduanya lebih dekat dengan Tokyo). Prefektur Kagoshima dan Kota Wazuka di Prefektur Kyoto sebagian besar memproduksi teh hijau sencha, tetapi banyak petani yang merambah ke matcha.
Matcha Kagoshima dikenal karena warnanya yang sedikit lebih hijau tua, karena tumbuhan teh tumbuh tanah vulkanik di sekitarnya, tetapi masih tampak cerah. Dengan ini, tentunya matcha impor dari negara asalnya akan memberikan harga yang tinggi juga.
Kelezatan ceremonial matcha memang sebanding dengan harganya. Harganya yang tinggi juga berbanding lurus terhadap produksi matcha yang hati-hati, panjang, dan padat karya. Namun, percayalah aroma segar, rasa gurih umami, dan tekstur lembut dan creamy akan memberikan sensasi dan pengalaman yang lebih mahal daripada harga matcha sendiri. Sudahkan kamu merasakan kenikmatan ceremonial matcha?