Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Sushi Gak Bisa Dijastipkan? Ini 5 Alasannya!

ilustrasi sushi (pixabay.com/DesignDrawArtes)
ilustrasi sushi (pixabay.com/DesignDrawArtes)

Belakangan ini, media sosial Indonesia tengah dibuat heboh oleh sebuah video dari konten kreator TikTok yang melakukan jasa titip (jastip) sushi.

Mungkin kamu udah familiar dengan konsep jastip yang sering digunakan buat membeli barang-barang yang sulit diakses atau eksklusif dari kota atau negara lain. Tapi kali ini, kasus jastipnya cukup sedikit berbeda nih guys sebab si konten kreator membeli sushi viral dari Bali melalui jastip dan sayangnya, saat sushi tersebut tiba di Jakarta, ternyata sushi itu sudah basi.

Hal ini bikin banyak orang  awam atau mungkin termasuk kamu bertanya-tanya tentang kenapa sih sushi gak bisa dijastipkan seperti layaknya makanan pada umumnya.  Mungkin tak sedikit juga yang punya anggapan sushi termasuk makanan simpel dan kelihatannya aman-aman aja buat dibawa ke mana-mana.

Ternyata, ada banyak alasan kenapa sushi gak cocok buat dijastipkan lho. Berikut ulasannya.

1. Sushi sangat rentan terhadap suhu

ilustrasi sushi (vecteezy.com/topntp26)
ilustrasi sushi (vecteezy.com/topntp26)

Bagi yang belum tahu, makanan khas Negeri Sakura yakni sushi merupakan salah satu makanan yang sangat sensitif terhadap suhu. Komponen utama yang ada pada sushi seperti ikan mentah dan nasi yang diberi cuka harus tetap dalam kondisi dingin untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Ketika sushi berada di luar lemari pendingin dalam waktu lama, bakteri bisa berkembang biak dengan cepa  dan ini yang bikin sushi jadi gak aman untuk dimakan dan menyebabkan cepat basi. Kamu tentu bisa membayangkan dong kalau sushi yang kamu pesan melalui jastip harus melewati perjalanan panjang tanpa pendingin yang memadai pasti akan cepat basi dalam hitungan jam. Gak cuma itu, karena suhu ruangan di Indonesia yang cenderung panas, sushi makin cepat rusak kalau gak disimpan dalam suhu yang ideal.

Sushi yang sudah tidak dalam kondisi fresh bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti keracunan makanan. Jadi, kalau kamu mau jastip sushi, kamu harus mempertimbangkan apakah si penjual atau jasa pengiriman mampu menjaga suhunya tetap stabil selama pengiriman atau tidak.

Sayangnya, kebanyakan pengiriman jastip tidak dilengkapi dengan fasilitas pendingin yang memadai, apalagi kalau harus melewati perjalanan jauh seperti dari Bali ke Jakarta. Misalnya dari resto sushi sudah menyediakan ice pack tapi dari si jastip tidak memberikan tambahan ice pack sehingga sudah bisa dipastikan bahwa sushi tersebut tidak akan fresh hadir di pangkuan kamu.  

2. Ikan mentah dalam sushi cepat membusuk

ilustrasi sushi (commons.wikimedia.org/Jyo Sushi)
ilustrasi sushi (commons.wikimedia.org/Jyo Sushi)

Sudah kita ketahui bersama ya bahwa salah satu komponen utama dalam sushi ialah ikan mentah dalam keadaan fresh, seperti salmon, tuna, dan lain-lain. Ikan mentah pada sushi sebenarnya sangat mudah rusak kalau gak ditangani dengan tepat.

Sebagai makanan laut yang belum dimasak, ikan mentah dalam sushi harus dijaga dengan sangat baik supaya tetap segar dan aman dikonsumsi. Kalau terkena suhu yang gak tepat atau terlalu lama di udara terbuka, ikan tersebut bisa cepat membusuk. Sehingga, ini adalah salah satu alasan kenapa sushi gak cocok buat dijastipkan, terutama kalau perjalanannya cukup panjang.

Bahkan di restoran Jepang sekali pun, sushi yang baru dibuat aja disarankan untuk segera dimakan sesegera mungkin supaya tetap aman. Apalagi kalau sushi tersebut dikirim melalui jasa titip yang mungkin gak bisa menjaga kesegaran ikannya selama perjalanan. Ikan yang sudah membusuk gak cuma merusak rasa sushi, tapi juga berisiko menyebabkan gangguan kesehatan ketika nekat dimakan.

Kebanyakan orang gak sadar bahwa jastip sushi bisa membawa risiko besar buat kesehatan kalau gak ditangani dengan benar. Jadi, sebelum kamu memutuskan untuk beli sushi melalui jastip, pikirkan lagi soal keamanan dari ikan mentah yang ada di dalamnya, ya guys.

3. Nasi dalam sushi cepat mengering

ilustrasi sushi (vecteezy.com/ast007392369)
ilustrasi sushi (vecteezy.com/ast007392369)

Mungkin kamu gak terlalu memikirkan ini. Tapi nasi yang digunakan dalam sushi punya peran penting dalam menjaga cita rasa keseluruhan dari sushi itu sendiri. Nasi pada sushi sendiri berasal dari campuran nasi, cuka, gula, dan garam. Namun, nasi sushi ini juga sangat rentan mengering kalau terlalu lama dibiarkan di udara terbuka atau tidak disimpan dengan benar. Ketika nasi sushi mulai mengering, rasanya jadi gak enak dan teksturnya pun berubah jadi keras.

Dalam proses jastip, sushi mungkin harus menunggu berjam-jam sampai tiba di tempat tujuan dari resto sushi hingga sampai tiba di Jakarta. Proses ini pasti juga tidak mungkin sampai dalam waktu kurang dari satu jam, kan? Selama itu, nasi dalam sushi akan kehilangan kelembapannya, terutama kalau gak ada pendingin yang menjaga kelembapan nasi tetap stabil. Nasi yang kering ini bukan cuma mengurangi kenikmatan makan sushi, tapi juga bisa bikin sushi tersebut terasa lebih berat di perut.

Oleh karena itu, kalau kamu pengen menikmati sushi yang enak dan lembut, lebih baik kamu langsung beli di restoran atau tempat yang menjual sushi segar daripada mengandalkan jasa titip.

4. Proses pengiriman yang lama membuat bahan rusak

ilustrasi sushi (commons.wikimedia.org/Ocdp)
ilustrasi sushi (commons.wikimedia.org/Ocdp)

Proses pengiriman jastip, terutama untuk makanan seperti sushi sering kali memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan. Kalau kamu pesan sushi dari kota yang berbeda, seperti dari Bali ke Jakarta, sushi tersebut mungkin harus menempuh perjalanan selama beberapa jam atau bahkan seharian penuh. Selama perjalanan itu, ada banyak faktor yang bisa memengaruhi kualitas sushi, mulai dari perubahan suhu hingga lamanya sushi berada di luar lemari pendingin.

Selama perjalanan, sushi mungkin terpapar panas, terguncang, atau bahkan disimpan di tempat yang gak higienis hingga parahnya mungkin tidak diberi tambahan ice pack agar sushi tetap fresh. Hal-hal ini bisa merusak kualitas sushi dan membuatnya gak lagi layak untuk dimakan lagi, guys.

Walaupun kamu menerima sushi dalam kondisi yang masih terlihat baik, ada kemungkinan kualitas bahan-bahan di dalamnya udah rusak dan gak aman lagi untuk dikonsumsi.

5. Sushi terbuat dari bahan segar yang harus segera dikonsumsi

ilustrasi sushi (unsplash.com/Tadahiro Higuchi)
ilustrasi sushi (unsplash.com/Tadahiro Higuchi)

Salah satu karakteristik utama dari sushi terletak pada bahan-bahannya yang selalu segar. Ikan mentah, nasi, sayuran, dan bahan lainnya semuanya disiapkan dalam kondisi yang fresh dan harus segera dikonsumsi. Sushi yang segar menawarkan cita rasa yang unik dan tekstur yang pas.

Namun, ketika sushi dibiarkan terlalu lama atau tidak segera dimakan, kesegaran bahan-bahan tersebut akan hilang. Apalagi kalau sushi tersebut harus menunggu berjam-jam di dalam perjalanan jastip, bukan?

Dengan bahan yang sudah kehilangan kesegarannya, rasa sushi jadi gak maksimal lagi. Selain itu, bahan-bahan seperti ikan mentah atau sayuran segar bisa cepat berubah tekstur atau rasa kalau gak segera dimakan. Oleh karena itu, sushi memang sebaiknya dinikmati langsung di tempat atau dipesan dari restoran yang bisa menjamin kesegarannya sampai di tangan kamu dengan cepat.

Sushi memang bisa bertahan selama dua jam dalam suhu ruang. Tapi baiknya segera disantap dalam kurun waktu kurang dari satu jam agar tetap fresh terutama kalau sushi yang kamu beli tipe nigiri yang menggunakan ikan fresh bukan yang matang.

Jadi, sekarang kamu sudah tahu dan gak penasaran lagi kenapa sushi bukan makanan yang cocok buat dijastip, kan? Semoga dari kasus viral jastip sushi ini kita jadi bisa belajar banyak hal, ya! Kalau kamu pengen sushi yang enak dan aman, lebih baik langsung beli di tempat atau gunakan layanan pengiriman yang bisa menjamin kualitas makanannya tetap terjaga sampai ke tangan kamu. Jangan jastip dengan jarak yang jauh!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us