Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Risiko Kesehatan Makan Sashimi dan Sushi dari Ikan Mentah

ilustrasi sushi mentah (freepik.com/Freepik)

Sashimi dan sushi adalah makanan tradisional Jepang dan telah menjadi favorit banyak orang di seluruh dunia. Sashimi merupakan hidangan berupa ikan mentah yang diiris tipis dan disajikan dengan wasabi atau kecap. Sedangkan sushi mengacu pada gulungan nasi yang dimasak dengan rasa cuka dan dibungkus dengan rumput laut dengan isian sayuran, telur, dan ikan. Sedikit berbeda dengan sashimi, ikan yang digunakan dalam sushi tidak selalu mentah.

Karenanya, walaupun sashimi dan sushi dibuat dari bahan yang bernutrisi, kamu patut waspada terhadap risiko kesehatan yang mungkin disebabkan karena ikan mentah yang biasa digunakan pada sashimi dan sushi. Berikut ini beberapa risiko kesehatan dari konsumsi sashimi dan sushi yang perlu kamu waspadai.

1. Anisakiasis

ilustrasi sashimi (pexels.com/RamazBluashvili)

Infeksi manusia oleh anisakiasis dan nematoda lain dapat disebabkan oleh makan ikan mentah atau setengah matang. Jika kamu makan ikan yang mengandung cacing ini, maka beberapa jam setelahnya kamu dapat mengalami sakit perut yang parah, mual, dan muntah.

Jika cacing tidak dimuntahkan, cacing dapat masuk ke dalam dinding usus dan menyebabkan respons imun lokal. Apabila hal ini terjadi, cacing akan mati dan keluar dari sistem tubuh. Namun, pada kasus yang parah, diperlukan pembedahan untuk mengeluarkan cacing secara fisik.

2. Salmonella

ilustrasi sushi (pexels.com/Vinicius Benedict)

Ikan yang mentah atau tidak cukup matang dapat mengandung bakteri salmonella, yang dapat menyebabkan diare, kram, muntah, sakit kepala, dan demam. Salmonella juga termasuk bakteri klasik yang sering dihubungkan dengan keracunan makanan. Bahkan, sebuah studi dalam Journal of Food Protection menemukan bahwa sekitar 10 persen ikan mentah yang ada di luar perairan Amerika dinyatakan positif salmonella.

3. Listeriosis

ilustrasi sushi (unsplash.com/Derek Duran)

Listeriosis disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes, yang biasa ditemukan di dalam makanan laut mentah, susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi, serta kecambah. Menurut CDC, golongan yang paling berisiko terinfeksi listeriosis adalah perempuan hamil, bayi yang baru lahir, orang yang berusia 65 atau lebih, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.

Jika bakteri ini menginfeksi sistem saraf, maka dapat menyebabkan meningitis dan meningoencephalitis. Individu yang rentan terkena infeksi sistem saraf adalah mereka yang mengalami gangguan sistem kekebalan dan orang lanjut usia. Pada orang hamil, listeriosis dapat memicu keguguran, bayi lahir prematur atau meninggal, dan infeksi serius pada bayi.

4. Kontaminasi polutan seperti merkuri

ilustrasi sashimi (freepik.com/mahinhack)

Polutan organik persisten (POP) bersifat racun. Ikan diketahui dapat mengakumulasi POP, terutama ikan budidaya, seperti salmon. Dilansir laman Healthline, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan pakan ikan yang terkontaminasi kemungkinan menjadi penyebab utama. Asupan tinggi polutan ini telah dikaitkan dengan penyakit kronis, seperti kanker dan diabetes tipe 2.

Satu studi dalam Journal of Toxicology and Environmental Health, menemukan bahwa jumlah POP sekitar 26 persen lebih sedikit pada salmon yang dimasak dibandingkan dengan salmon mentah dari jenis yang sama. Selain itu, logam berat beracun, seperti merkuri, juga merupakan masalah yang bisa ditimbulkan akibat POP.

Studi dalam Environmental Research menemukan bahwa jumlah merkuri bioaccessible adalah 50-60 persen lebih rendah pada ikan yang dimasak dibandingkan pada ikan mentah. Ini kemungkinan terkait dengan hilangnya lemak dari fillet ikan saat dimasak.

5. Bacillus cereus

pexels.com/Valeria Boltneva

Bacillus cereus adalah bakteri yang sering dikaitkan dengan makan sushi, utamanya terkait dengan makan nasi yang terkontaminasi bersama dengan makanan lain seperti ikan, sayuran, daging, dan susu. Menurut US Food & Drug Administration, ada dua jenis infeksi Bacillus cereus, yaitu jenis diare dan jenis muntah. Jenis muntah terkait dengan konsumsi produk beras yang terkontaminasi, seperti nasi goreng yang telah didiamkan pada suhu kamar dalam waktu lama.

Bagaimanapun juga, pedoman yang dalam menyiapkan makanan adalah hal yang sangat penting. Jika kamu merasakan ada yang tidak beres pada tubuhmu setelah makan sushi atau sashimi, jangan ragu untuk bicarakan kondisimu dengan dokter.

Referensi

Verywell Health. "Food Poisoning and Parasites". Diakses pada Oktober 2024.
US Food & Drug Administration. "BAM Chapter 14: Bacillus cereus". Diakses pada Oktober 2024. 
CDC. "About Listeria Infection". Diakses pada Oktober 2024. 
Healthline. "Sushi: Healthy or Unhealthy?". Diakses pada Oktober 2024. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
Merry Wulan
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us