Kenapa Tahun Baru Identik dengan Bakar-Bakar? Ini Alasannya!

Salah satu tradisi yang selalu dilakukan di malam tahun baru adalah bakar-bakar, entah itu daging, ikan, sayur, atau jagung. Tradisi ini seperti ritual wajib yang mempertemukan keluarga dan teman-teman di bawah langit malam yang penuh harapan.
Namun, pernahkah kamu berpikir, kenapa tahun baru identik dengan bakar-bakar, ya? Jawabannya jelas gak sesimpel karena kegiatan ini seru dilakukan bareng-bareng, tapi ada sejarah panjang dan makna budaya yang melatarbelakanginya, lho. Cari tahu, yuk!
1. Akar sejarah barbeku dari perayaan komunal

Tradisi bakar-bakaran berhubungan erat dengan perayaan komunal yang sudah berlangsung sejak zaman kuno. Di masyarakat Yunani Kuno, misalnya, barbeku dilakukan sebagai bagian dari ritual persembahan kepada dewa.
Hewan-hewan, seperti domba atau kambing, dipanggang dalam upacara keagamaan, lalu dagingnya dibagikan kepada seluruh komunitas sebagai simbol kebersamaan. Di sinilah ide bahwa makanan yang dimasak bersama bisa mempererat hubungan antarindividu mulai berkembang.
Selain itu, budaya Amerika juga berpengaruh besar dalam menyebarluaskan konsep barbeku modern. Pada abad ke-19, perayaan publik, seperti Fourth of July, sering kali menggunakan barbeku sebagai inti acara.
Teknik memasak lambat di atas api ini dinilai cocok untuk mengakomodasi banyak orang. Lambat laun, tradisi ini diadaptasi ke perayaan lain, termasuk malam tahun baru. Jadi, bakar-bakaran bukan cuma soal memasak makanan, tapi juga menciptakan momen kebersamaan yang punya akar sejarah panjang.
2. Simbol harapan dan keberuntungan di awal tahun

Di banyak budaya, makanan yang dibakar di atas api terbuka sering dianggap sebagai simbol harapan baru. Tradisi ini terlihat jelas di masyarakat Asia Tenggara, termasuk Indonesia, di mana api melambangkan pembersihan dan awal baru. Dengan memasak makanan di atas api, diyakini bahwa energi buruk dari tahun sebelumnya bisa dihilangkan, diganti dengan harapan baru di tahun yang akan datang.
Contohnya, di Filipina, malam tahun baru diisi dengan memasak daging babi di atas panggangan sebagai simbol kemakmuran. Bentuk makanan yang bulat seperti bakso panggang juga sering diasosiasikan dengan keberuntungan.
Selain itu, proses memasak bersama menciptakan rasa optimisme yang kuat di antara keluarga dan teman. Jadi, tradisi bakar-bakaran sebenarnya bukan cuma soal makan, tapi juga tentang menciptakan energi positif untuk menyambut tahun baru.
3. Praktis untuk merayakan tahun baru bersama di luar ruangan

Salah satu alasan bakar-bakaran jadi pilihan favorit, karena kegiatan ini sangat praktis dilakukan, terutama di luar ruangan. Ketika keluarga atau teman berkumpul di malam tahun baru, aktivitas ini memungkinkan semua orang terlibat, dari menyiapkan bumbu hingga memanggang makanan. Ini jadi solusi ideal untuk perayaan yang biasanya melibatkan banyak orang.
Di Jepang, tradisi Toshikoshi Soba yang biasanya dilakukan di dalam rumah kini mulai digantikan oleh kegiatan barbeku di luar ruangan. Dengan cuaca dingin yang menyelimuti malam tahun baru, berkumpul di sekitar panggangan memberikan rasa hangat sekaligus menciptakan suasana akrab.
Selain itu, memasak dengan cara ini memungkinkan variasi menu yang luas, dari daging sapi, ayam, hingga sayuran, sehingga semua orang bisa menikmatinya sesuai selera.
4. Warisan kolonial dan penyebaran budaya barbeku

Tradisi barbeku yang kita kenal saat ini juga gak lepas dari pengaruh kolonialisme. Di wilayah Karibia, misalnya, teknik memasak ini berasal dari praktik masyarakat asli Taino yang menggunakan panggangan kayu. Ketika bangsa Eropa menjajah wilayah tersebut, teknik ini diadopsi dan dibawa ke berbagai belahan dunia, termasuk Asia dan Afrika.
Di Indonesia sendiri, tradisi bakar-bakaran di malam tahun baru mungkin punya kaitan dengan pengaruh kolonial Belanda yang membawa konsep barbeku modern. Mereka mengenalkan teknik memasak ini ke masyarakat lokal, yang kemudian beradaptasi dengan bahan dan bumbu tradisional. Hasilnya adalah kombinasi unik yang kita kenal sekarang, seperti ikan bakar atau sate yang sering jadi menu wajib di malam tahun baru.
5. Rasa unik dan teknik memasak yang berbeda

Salah satu alasan bakar-bakar begitu identik dengan tahun baru adalah hasil rasa unik yang dihasilkan dari metode memasak ini. Saat makanan dipanggang di atas bara, terjadi proses yang disebut maillard reaction, yaitu reaksi kimia antara gula dan protein pada suhu tinggi. Proses ini menciptakan lapisan kecokelatan yang memberikan rasa gurih khas, aroma harum, dan tekstur renyah pada makanan seperti daging, ikan, atau sayuran. Inilah yang membuat hasil makanan bakar terasa berbeda dibandingkan dengan metode masak lainnya seperti merebus atau menggoreng.
Selain itu, teknik memasak bakar-bakar juga memungkinkan eksplorasi rasa yang lebih luas. Kamu bisa mengoleskan bumbu marinasi seperti kecap, madu, atau bumbu rempah khas sesuai selera.
Di beberapa daerah, bahkan ada variasi bumbu khas, seperti saus barbeque ala Amerika atau bumbu kacang untuk sate khas Indonesia. Metode membakar ini juga menjaga tekstur asli bahan, terutama pada sayuran seperti jagung atau paprika yang tetap renyah meski sudah matang.
Apakah penjelasan di atas sudah menjawab rasa penasaran kamu tentang kenapa tahun baru identik dengan bakar-bakar? Semoga, kamu gak penasaran lagi dan selamat merayakan tahun baru 2025, jangan lupa bagikan juga momen bakar-bakaran kamu, ya!