Mengapa Sushi Berisi Ikan Mentah bukan Daging Ayam atau Sapi?

Sushi bukan cuma makanan khas Jepang yang disusun rapi lantas disajikan dalam ukuran kecil, tetapi sudah jadi bagian dari budaya kuliner dunia yang selalu digemari. Di balik penyajiannya yang tampak sederhana, terdapat filosofi panjang soal rasa, teknik, dan bahan yang digunakan. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa sushi lebih sering disajikan dengan ikan mentah, bukan daging ayam atau sapi?
Setiap potongan yang disajikan bukan asal pilih, melainkan hasil dari proses panjang yang berakar dari budaya dan kebiasaan masyarakatnya. Berikut penjelasan tentang lima alasan mengapa ikan mentah menjadi bahan utama sushi bukan jenis daging lainnya.
1. Jepang memilih ikan karena letak geografis yang menguntungkan

Jepang sebagai negara kepulauan memiliki akses laut yang sangat luas, membuat masyarakatnya terbiasa mengonsumsi hasil laut segar sejak dahulu kala. Ikan-ikan segar lebih mudah diperoleh langsung dari perairan sekitar sehingga penggunaannya dalam makanan menjadi sangat lumrah dan praktis dari segi pasokan maupun kualitas.
Sementara itu, daging ayam atau sapi bukanlah bahan yang mudah diakses pada masa lampau, terutama di wilayah pesisir. Penggunaan daging-daging tersebut dalam kondisi mentah juga menimbulkan risiko kesehatan lebih tinggi dibandingkan ikan. Karena alasan inilah, masyarakat Jepang lebih memilih bahan yang paling dekat dan aman dikonsumsi, yaitu ikan laut yang segar.
2. Ikan mentah lebih aman dikonsumsi daripada daging merah

Sushi menggunakan ikan mentah bukan tanpa pertimbangan medis. Secara biologis, ikan laut mengandung lebih sedikit bakteri berbahaya jika dibandingkan dengan daging ayam atau sapi mentah. Dengan penanganan yang tepat, ikan bisa dikonsumsi dalam kondisi segar tanpa harus dimasak terlebih dahulu.
Sementara itu, sudah jadi pengetahuan umum kalau daging sapi dan daging ayam mentah berisiko membawa bakteri seperti Salmonella dan E. coli yang bisa membahayakan tubuh manusia jika tidak dimasak. Karena alasan keamanan inilah, sushi tidak menggunakan daging ayam atau sapi mentah sebagai isian utamanya. Tradisi ini tetap dijaga hingga kini karena menyangkut kesehatan konsumen.
3. Masyarakat Jepang mengutamakan kesegaran dan tekstur

Dalam budaya kuliner Jepang, tekstur dan rasa alami dari bahan makanan adalah hal yang sangat dihargai. Ikan mentah menawarkan rasa yang ringan, tekstur yang lembut, dserta kesegaran alami yang cocok dengan nasi sushi yang diolah dengan diberi cuka. Keselarasan inilah yang menciptakan cita rasa khas sushi yang tidak bisa digantikan.
Daging ayam atau sapi memiliki serat yang lebih kasar dan rasa yang lebih kuat. Bila disajikan dalam bentuk mentah, keduanya tidak menyatu dengan baik bersama nasi dan cuka, serta berisiko menimbulkan rasa yang terlalu berat. Karena alasan inilah, bahan seperti ikan laut tetap menjadi pilihan utama untuk menjaga identitas sushi.
4. Tradisi dan filosofi makanan membentuk kebiasaan kuliner

Sushi tidak hanya sekadar hidangan khas Jepang, melainkan warisan budaya yang terbentuk dari filosofi Zen yakni mengandung kesederhanaan, keseimbangan, dan ketepatan. Memilih ikan mentah sebagai isian utama mencerminkan nilai tersebut karena menekankan rasa asli tanpa banyak bumbu atau teknik rumit.
Sebaliknya, menggunakan daging ayam atau sapi bisa dianggap melanggar prinsip dasar sushi karena perlu proses tambahan agar aman dikonsumsi mentah. Selain itu, penggunaan ikan mentah juga lebih mencerminkan keharmonisan antara manusia dan alam yang menjadi bagian penting dalam cara masyarakat Jepang memandang makanan.
5. Ada teknik penyajian dan pelatihan khusus

Pembuatan sushi bukan hanya soal potong-memotong, tapi juga memerlukan pelatihan bertahun-tahun untuk bisa menangani ikan mentah dengan aman dan profesional. Para chef sushi dilatih secara ketat dalam mengenali kualitas ikan, menjaga suhu, dan memotong dengan presisi agar tetap higienis dan enak.
Daging ayam atau sapi membutuhkan prosedur yang sangat berbeda dan tidak cocok dengan teknik yang sudah tertanam dalam dunia sushi. Ini menjadikan ikan sebagai bahan yang paling relevan secara teknik, tradisi, dan rasa dalam dunia sushi. Inilah mengapa penggunaan bahan lain hampir tidak ditemukan dalam penyajian sushi autentik.
Sushi bukan sekadar makanan cantik yang disusun indah di atas piring, tetapi juga hasil dari warisan budaya yang menekankan kesegaran, keamanan, dan rasa alami dari laut. Pemilihan ikan mentah bukan tanpa alasan, melainkan berakar dari kebiasaan, geografi, dan filosofi yang telah hidup selama ratusan tahun. Maka, ketika menikmati sushi, yang dihadirkan bukan hanya rasa, tapi juga sejarah panjang dalam setiap potongannya.
Referensi:
"Sushi History". Eat-Japan. Diakses pada Mei 2025.
"Sushi’s Secret: Why We Get Hooked On Raw Fish". NPR. Diakses pada Mei 2025.