7 Perbedaan Gyoza dan Dimsum yang Belum Banyak Orang Tahu

Gyoza dan dimsum merupakan dua istilah hidangan yang kerap disantap sebagai camilan atau hidangan pembuka. Biasanya, kedua hidangan ini bisa ditemukan di restoran-restoran yang menyajikan makanan Asia Timur.
Keduanya sama-sama berasal dari akar atau tradisi kuliner China. Keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dan sebenanya bisa dengan mudah dikenali. Penasaran apa saja perbedaan gyoza dan dimsum? Simak penjelasan di bawah ini, yuk!
1. Asal-usul

Gyoza merupakan salah satu camilan yang sangat populer di Jepang dan menjadi bagian dari kekayaan kuliner Negeri Sakura. Makanan ini terinspirasi dari dari jiaozi dari China.
Melansir laman Japan Culinary Institute, gyoza mulai populer di Jepang pada pertengahan abad ke-20 Masehi, bertepatan dengan berakhirnya Perang Dunia II. Tentara Jepang yang kembali dari China memperkenalkan jiaozi kepada masyarakat di sana.
Tak perlu menunggu waktu lama, masyarakat Jepang sangat menyukainya dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa orang memodifikasi bumbu, agar sesuai dengan lidah warga setempat. Selain itu, kulit gyoza juga lebih tipis jika dibandingkan dengan jiaozi.
Sementara itu, dimsum merupakan makanan yang berasal dan berkembang China yang diperkirakan sudah ada sejak zaman Dinasti Tang, tepatnya pada tahun 618 hingga 907 Masehi. Makanan ini biasanya disajikan dalam porsi kecil dan menjadi pendamping saat minum teh.
2. Bentuk dan ukuran

Gyoza berbentuk setengah lingkaran dengan lipatan di salah satu sisi dan ukurannya pun cenderung besar. Tampilan pun sangat khas, yakni sebagian berwarna krem dengan tekstur lembut dan sebagian lain (bagian bawah) kecokelatan dengan tekstur renyah.
Sedangkan, dimsum memiliki banyak bentuk, jenis, dan ukuran. Ada yang bulat, segitiga, hingga persegi. Untuk jenisnya, ada siomay, hakau, bakpao, angsio ceker, wonton, lumpia, dan masih banyak lagi lainnya.
3. Isian dan bahan pembuatan

Isian gyoza umumnya terdiri dari daging babi cincang, kubis, daun bawang, dan bawang putih. Dalam perkembanagnnya, ada gyoza yang terbuat dari daging sapi, ayam, atau udang. Bumbu yang digunakan cukup sederhana, yakni kecap asin dan minyak wijen.
Sementara itu, dimsum yang memiliki banyak ragam tentu bahan-bahan pembuatannya juga kompleks. Misalnya, siomay dan hakau terbuat dari udang dan ayam, angsio ceker terbuat dari ceker ayam, bakpao terbuat dari tepung dengan berbagai isian, dan masih banyak lagi yang lainnya.
4. Kulit pembungkus

Kulit gyoza cenderung lebih tipis dan elastis yang nantinya memberikan tekstur lembut saat dikonsumsi. Kulit ini terbuat dari campuran tepung terigu, air, dan sedikit garam. Biasanya, orang-orang tidak membuat kulit ini sendiri, karena mudah ditemukan di supermarket atau toko kelontong.
Sementara itu, kulit dimsum lebih bervariasi, tergantung jenis dimsum yang dibuat. Ada yang terbuat dari tepung terigu, tepung beras, hingga tepung tapioka. Teksturnya pun bervariasi, mulai dari lembut hingga kenyal.
5. Cara pengolahan

Gyoza biasanya dimasak dengan berbagai cara. Namun, yang paling populer adalah metode yaki-gyoza, yakni digoreng dengan sedikit minyak hingga bagian bawahnya kecokelatan, kemudian disiram air hingga 3/4 bagian gyoza dan dimasak hingga matang. Metode ini menghasilkan tekstur renyah di satu sisi dan lembut di sisi lainnya.
Sebagian besar dimsum dimasak dengan cara dikukus. Dimsum yang sudah selesai dibentuk, langsung diletakkan di atas wadah atau kukusan bambu, dan dimasak hingga matang. Teknik pengolahan ini membuat tekstur dimsum sangat lembut dan meminimalisir minyak yang masuk ke tubuh.
6. Penyajian

Dalam satu porsi gyoza terdiri dari beberapa buah. Selanjutnya, makanan ini disajikan dengan saus cocolan yang terdiri dari kecap asin (shoyu), cuka, dan minyak cabai (chili oil). Saus ini memberikan rasa gurih, asam, dan sedikit pedas.
Dimsum biasanya disajikan langsung dengan wadah bambu yang digunakan untuk mengukus makanan tersebut. Saus cocolannya lebih beragam, seperti saus sambal, saus hoisin, atau kecap asin. Kombinasi saus ini memberikan rasa manis, pedas, dan gurih yang kaya.
7. Popularitas di Indonesia

Gyoza sangat populer di Indonesia seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap masakan Jepang. Hidangan ini sering ditemukan di restoran Jepang atau gerai makanan cepat saji.
Sementara itu, dimsum sudah lebih lama populer, tetapi disebut dengan banyak istllah. Misalnya, bakpao sudah ada sejak dulu dan dijual oleh pedagang keliling. Begitu pula dengan siomai. Makanan ini mudah ditemukan di pedagang kaki lima hingga di hotel bintang lima.
Demikian perbedaan antara gyoza dan dimsum yang perlu kamu ketahui. Kamu lebih suka makan gyoza yang gurih atau dimsum yang beragam?