Perbedaan Matcha dan Ocha, Dua Teh Jepang dengan Karakter Berbeda

Dikenal sebagai bangsa peminum teh, Jepang memiliki berbagai jenis teh berkualitas. Jika kamu juga penggemar teh-teh Jepang, kamu pasti sudah gak asing lagi dengan istilah ocha dan matcha. Baik matcha maupun ocha, keduanya sama-sama merupakan jenis teh Jepang yang populer di Indonesia.
Sekilas nama kedua jenis teh ini memang terdengar hampir sama. Namun keduanya ternyata memiliki perbedaan. Ocha biasanya disajikan di restoran-restoran Jepang, sedangkan matcha biasanya dicampur dengan susu dan disajikan sebagai matcha latte di kafe-kafe. Namun perbedaan keduanya gak hanya berhenti di penyajian saja, melainkan juga beberapa perbedaan lainnya.
Jadi, apa saja perbedaan matcha dan ocha?
1. Ocha merupakan sebutan umum untuk teh, sedangkan matcha jauh lebih spesifik

Matcha dan ocha pada dasarnya terbuat dari jenis daun teh yang sama, yakni Camellia sinensis. Namun keduanya kemudian menjadi dua jenis teh yang berbeda karena proses pengolahannya yang berbeda. Ocha (お茶) sebetulnya merupakan istilah yang digunakan oleh orang Jepang untuk teh. Namun berbeda dengan orang Indonesia yang menggunakan istilah yang sama untuk semua jenis teh, istilah ocha umumnya merujuk pada teh hijau yang dibudidayakan di Jepang.
Sedangkan matcha (抹茶) adalah bubuk hijau yang terbuat dari daun teh hijau yang digiling hingga teksturnya jadi benar-benar halus. Bagi banyak orang, matcha merupakan cara baru untuk menikmati teh. Namun di Jepang, konsumsi matcha sudah dilakukan sejak abad 12 Masehi. Awalnya minuman ini hanya disajikan oleh para biksu Buddha untuk upacara di kuil, tetapi kini kamu bisa menemukan matcha dalam berbagai jenis makanan dan minuman.
2. Proses pengolahan matcha jauh lebih rumit ketimbang ocha

Dibandingkan dengan ocha atau jenis teh lainnya, matcha memiliki harga yang lebih mahal. Namun harganya mahal bukan karena kepopulerannya, melainkan karena kualitas dan proses pembuatannya yang lebih rumit. Pertama-tama, daun teh Camellia sinensis akan ditutup dengan tikar selama 4-8 minggu sebelum masa panen. Saat masa panen tiba, pemetik hanya mengambil pucuk daun yang masih segar. Daun kemudian dipisahkan dari batang dan urat daun, lalu dikukus selama berjam-jam untuk menghentikan oksidasi. Langkah selanjutnya, daun dikeringkan lalu digiling hingga halus, sebelum akhirnya dikemas.
Proses pengolahan teh hijau atau ocha sebetulnya hampir sama dengan matcha. Bedanya, daun yang akan dipanen gak perlu ditutupi papan. Daun matcha cukup dipetik, dikukus selama 20 jam, dikeringkan, sebelum akhirnya digulung tanpa perlu digiling.
3. Ocha memiliki rasa yang lebih ringan ketimbang matcha

Meski sama-sama diseduh, ocha dan matcha memiliki tampilan yang berbeda. Jika kamu pernah memesan ocha di restoran Jepang, kamu pasti menyadari bahwa tampilan ocha sangat mirip dengan teh biasa, hanya saja warnanya lebih terang dan rasa yang lebih ringan dari teh hitam yang biasa kita konsumsi. Ini karena untuk membuat ocha, kita hanya perlu menyeduh daun teh kering dengan air panas. Daun teh yang terkena air, lantas mengeluarkan sari-sari teh dan membuat rasa ocha jadi lebih ringan.
Namun beda ceritanya kalau kamu memesan atau membuat matcha di rumah. Berbeda dengan ocha yang berasal dari daun kering, matcha adalah pucuk daun teh kering yang digiling hingga menjadi powder. Ketika diseduh, matcha powder ini akan larut dengan air. Alhasil bukan hanya warnanya yang lebih pekat dan hijau, matcha juga memiliki rasa yang kuat, terasa sedikit pahit, dan rasa umami yang menjadi ciri khasnya.
4. Matcha lebih sehat ketimbang ocha atau jenis teh lainnya

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ketika kita mengonsumsi ocha, kita menikmati sari daun teh. Sedangkan pada matcha, kita bisa menikmati seluruh bagian daun teh setiap kali meminumnya.
Penggunaan bagian teh ini ternyata bukan hanya memberikan rasa atau tampilan yang berbeda, melainkan juga nutrisi yang kita dapatkan. Kandungan antioksidan misalnya, matcha dan ocha memang memiliki kandungan antioksidan berbeda. Matcha mengandung antioksidan 137 kali lebih banyak dari ocha kualitas rendah dan 3 kali lebih banyak dari ocha kualitas terbaik. Meski begitu, karena kita meminum seluruh bagian daun, kandungan kafein pada matcha juga jadi lebih tinggi. Secangkir matcha yang dibuat dari 2 gram matcha powder mengandung kafein antara 37,8 hingga 88,8 miligram kafein. Jumlah ini jelas lebih banyak daripada kafein pada secangkir ocha yang mencapai 29,4 miligram.
Meski sama-sama berasal dari daun teh Camellia sinensis, matcha dan ocha jelas memiliki perbedaan yang cukup besar. Jika kamu termasuk ingin teh dengan rasa yang lebih ringan, maka secangkir ocha hangat bisa jadi pilihan. Namun jika kamu ingin minuman yang lebih sehat dengan kandungan antioksidan yang lebih tinggi, secangkir matcha adalah jawabannya.


















