Lhokseumawe merupakan salah satu kota yang terletak di Aceh. Sebagai kota terbesar kedua di provinsi tersebut, Lhokseumawe memiliki banyak hal yang mampu menarik minat para wisatawan dari berbagai daerah untuk berkunjung, salah satunya kuliner.
Kuliner tradisional Lhokseumawe memiliki cita rasa yang khas dan unik. Tentu, ini membuat siapa saja tidak sabar ingin segera mencicipinya.
Lantas, apa saja kuliner dari Lhokseumawe? Yuk, cari tahu di bawah ini.
Mi aceh menggunakan jenis mi basah yang dimasak dengan berbagai macam bumbu rempah-rempah, seperti kunyit, jinten, lada, kapulaga, bawang merah, bawang putih, dan cabai. Kemudian ditambahkan beberapa sayuran, seperti kol, tauge, daun bawang, dan berbagai jenis protein yang meliputi daging dan seafood.
Mi aceh memiliki cita rasa yang pedas dan gurih. Saat ini mie aceh tersedia dalam varian kuah, goreng, dan tumis.
Sate matang terbuat dari daging kambing atau daging sapi. Bedanya, sate matang dengan sate yang biasa kamu temui terletak pada jenis sambal yang digunakan.
Jika biasanya sate menggunakan sambal kecap atau sambal kacang, sate matang justru menggunakan kuah dari kaldu kambing yang dimasak dengan berbagai macam bumbu rempah-rempah.
Hal yang membedakan mi aceh dan mi caluk terletak pada cara memasaknya. Mi caluk dimasak dengan cara ditumis bersama bumbu rempah-rempah, kemudian ditaburi bumbu kacang, dan kerupuk. Sedap banget, nih!
Salah satu kuliner berbahan seafood khas Lhokseumawe yang memang terletak di daerah pesisir ini adalah kerang dara rebus. Olahan ini dikombinasikan dengan sambal nanas.
Rasa kerangnya gurih dan teksturnya lembut. Hal ini dikarenakan sebelum direbus, kerang terlebih dahulu direndam dalam air garam.
Sementara itu, sambal nanas yang nikmat diperoleh dari kacang tanah yang telah dihaluskan, merica, garam, dan nanas.
Kuliner khas Lhokseumawe selanjutnya adalah kari kambing yang pedas dan bertekstur kental. Kuliner satu ini dikombinasikan dengan roti cane yang bentuknya pipih dan bertekstur renyah. Cara memakannya, yaitu dengan menyobek roti cane lalu dicelupkan ke dalam kuah kari.
Memiliki tampilan yang tidak jauh berbeda dengan bubur ayam, kuliner khas Lhokseumawe yang hanya bisa ditemui saat bulan Ramadan ini terbuat dari beras, daun sop, wortel, udang, dan daging. Semua bahan-bahan tersebut dimasak bersama dengan bumbu rempah-rempah yang terdiri dari lengkuas, lada, dan lain-lain.
Ikan keumamah yang dikenal juga dengan nama hidangan ikan kayu ini terbuat dari olahan ikan tongkol yang sebelumnya telah dikeringkan terlebih dahulu dengan cara diasap. Ikan keumamah juga dapat diolah menjadi gulai, lho.
Dibuat dengan cara tradisional, lemang bambu terbuat dari beras ketan yang dicampur santan kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dimasukkan ke dalam bambu lalu dibakar hingga matang. Lemang bambu biasanya disantap bersama gula manis atau lauk yang rasanya asin.
Sambai oen peugaga terbuat dari lalapan yang terdiri dari 44 jenis daun-daunan. Setelah dimasak, daun-daunan tersebut harus diuapkan dulu selama beberapa menit. Setelah itu diremas hingga benar-benar kering lalu diiris.
Sebelum disajikan, sambai oen peugaga dicampur dengan kelapa parut yang telah disangrai, bawang merah, cabai, asam santai, dan potongan udang.
Memiliki tampilan yang sama, seperti kue bolu, kue bhoi merupakan jajanan yang memiliki bentuk yang beragam. Bentuknya mulai dari binatang, bunga hingga ikan. Kue bhoi terbuat dari tepung terigu, gula, dan telur. Rasanya manis dan teksturnya lembut.
Nah, itulah hidangan khas Lhokseumawe yang populer dan rasanya lezat. Apakah ada favoritmu?