Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Banyak Anak Muda Tertarik dengan Kopi Manual Brew

ilustrasi perempuan menyeduh kopi
ilustrasi perempuan menyeduh kopi (freepik.com/benxoix)
Intinya sih...
  • Proses menyeduhnya bikin tenang dan mindful
  • Simbol gaya hidup slow living yang makin populer
  • Bentuk ekspresi diri dan identitas personal
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Akhir-akhir ini, kopi bukan lagi sekadar minuman penunda kantuk. Banyak anak muda mulai menjadikan kopi sebagai bagian dari gaya hidup yang identik dengan ketenangan dan makna. Di antara berbagai tren kopi, manual brew jadi pilihan utama karena dianggap lebih personal dan autentik.

Menariknya, manual brew gak cuma soal rasa, tapi juga tentang proses dan filosofi di balik setiap tetesnya. Anak muda menemukan ketenangan lewat ritual menyeduh yang pelan dan penuh perhatian. Yuk, simak lima alasan mengapa anak muda tertarik dengan kopi manual brew!

1. Proses menyeduhnya bikin tenang dan mindful

ilustrasi menyeduh kopi
ilustrasi menyeduh kopi (freepik.com/freepik)

Banyak anak muda mencari cara baru untuk menenangkan diri di tengah padatnya rutinitas digital. Proses manual brew yang pelan dan fokus menawarkan momen mindfulness, yakni menuang air perlahan, mencium aroma kopi, dan menikmati tiap detik seduhan. Sensasi sederhana ini memberi ketenangan yang sulit ditemukan di aktivitas lain.

Selain itu, manual brew mengajarkan kesabaran dan perhatian pada detail kecil. Dari pemilihan biji, tingkat gilingan, hingga suhu air, semuanya berpengaruh pada rasa akhir. Bagi sebagian orang, kegiatan ini seperti meditasi singkat yang menghasilkan kenikmatan dan kepuasan batin.

2. Simbol gaya hidup slow living yang makin populer

ilustrasi laki-laki menikmati kopi
ilustrasi laki-laki menikmati kopi (freepik.com/standret)

Anak muda kini makin sadar kalau hidup gak harus serba cepat. Konsep slow living yang fokus pada menikmati proses sedang naik daun, dan kopi manual brew menjadi simbolnya. Menyeduh kopi sendiri memberi ruang untuk melambat dan menikmati momen tanpa tergesa.

Selain itu, manual brew membuat seseorang benar-benar hadir dalam prosesnya. Alih-alih membeli kopi siap saji, mereka memilih membuatnya sendiri di rumah. Dalam kesederhanaan itu, ada rasa puas karena berhasil menciptakan sesuatu dengan tangan sendiri.

3. Bentuk ekspresi diri dan identitas personal

ilustrasi perempuan menuangkan kopi
ilustrasi perempuan menuangkan kopi (freepik.com/freepik)

Kopi manual brew bukan cuma soal cita rasa, tapi juga soal ekspresi diri. Bagi anak muda, cara menyeduh kopi mencerminkan karakter: tenang, teliti, dan suka proses. Mereka bisa bereksperimen dengan alat seperti V60, French press, atau AeroPress sesuai gaya masing-masing.

Tak jarang, hobi ini menjadi bagian dari personal branding di media sosial. Foto alat seduh dan hasil akhir yang estetik memberi kesan gaya hidup berkelas dan sadar makna. Dari sini, kopi bukan sekadar minuman, tapi juga simbol keautentikan dan kreativitas diri.

4. Lebih ramah lingkungan dan mendukung lokal

ilustrasi membuat kopi manual brew
ilustrasi membuat kopi manual brew (freepik.com/cookie_studio)

Kopi manual brew dianggap lebih eco-friendly karena memakai alat yang bisa dipakai berulang. Tanpa mesin besar atau kemasan sekali pakai, cara ini selaras dengan nilai keberlanjutan. Kesadaran lingkungan yang kuat membuat Gen Z memilih metode yang lebih bertanggung jawab.

Selain itu, banyak anak muda kini membeli biji kopi langsung dari petani lokal. Gerakan support local farmers bukan hanya mendukung ekonomi kecil, tapi juga memperkuat rasa tanggung jawab sosial. Setiap cangkir kopi menjadi bentuk dukungan terhadap industri kopi Indonesia.

5. Jadi sarana membangun koneksi sosial

ilustrasi perempuan menikmati kopi
ilustrasi perempuan menikmati kopi (freepik.com/freepik)

Tren coffee culture juga tumbuh karena keinginan anak muda untuk terhubung dengan sesama. Belajar manual brew sering dilakukan bersama teman atau di workshop kecil di coffee shop lokal. Dari situ muncul percakapan hangat dan komunitas yang saling berbagi pengalaman.

Kopi menjadi medium yang mempertemukan orang dari berbagai latar belakang. Di balik setiap cangkir kopi, ada cerita dan kebersamaan yang menghangatkan suasana. Tak heran kalau manual brew kini dianggap lebih dari sekadar hobi, ia sudah menjadi gaya hidup yang mempererat hubungan sosial.

Tren anak muda tertarik dengan kopi manual brew jadi bukti kalau mereka mencari makna dari hal sederhana. Mereka ingin menikmati proses, mendukung lokal, dan hidup lebih sadar akan lingkungan. Yuk, kenali kopi lebih dalam dan temukan cara unikmu menikmati setiap seduhan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Food

See More

5 Tips Membuat Gudeg ala Jogja Asli yang Manis Gurihnya Pas di Lidah

11 Okt 2025, 21:32 WIBFood
Potret ubi kayu

Berapa Lama Merebus Ubi Kayu?

11 Okt 2025, 19:30 WIBFood