Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berbeda-Beda! 5 Jenis Teh Hijau dari Jepang Selain Matcha

ilustrasi teh hijau (pexels.com/@pixabay)

Umumnya, di Jepang pengolahan daun teh dilakukan dengan cara di-steam. Sementara, pembudidayaan tanaman teh atau camellia sinensis-nya berbeda tergantung teh jenis apa yang ingin dihasilkan. Ada tanaman yang harus melewati proses shading sebelum panen, ada juga yang tidak. Shading sendiri berarti proses penutupan tanaman teh agar tanaman terkena sinar matahari seminimal mungkin. Penutupan ini akan menciptakan aroma dan rasa yang khas. 

Meski di Jepang teh hijau ini memiliki jenis yang sangat beragam, pada dasarnya sumber daun tehnya sama. Mereka berasal dari tanaman camellia sinensis. Karena cara budidaya tanaman dan pengolahan daunnya berbeda, daun-daun teh dari tanaman ini menghasilkan warna dan rasa teh yang berbeda pula.

Nah, selain matcha yang kita kenal, ada lagi loh beragam jenis teh hijau Jepang ini. Nama-nama ini bisa merujuk kepada pengolahan atau pemrosesan tehnya itu sendiri, nama lokasi di mana teh ditanam, atau menunjukkan bagian mana dari tanaman teh yang digunakan.

1. Teh sencha

ilustrasi Sencha (pixabay.com/mirkostoedter)

Teh sencha merupakan jenis teh hijau yang paling umum dan populer di Jepang. Berbeda dengan matcha dan gyokuro yang harus melalui shading, teh ini terbuat dari daun teh hijau yang dibudidayakan di bawah sinar matahari langsung. Tanpa melalui proses penutupan tanaman teh sebelum masa panen. Ketika kita menyeduhnya, teh ini akan berwarna emas kehijauan.

2. Teh gyokuro

ilustrasi Gyokuro (pixabay.com/qogwarp)

Teh gyokuro merupakan salah satu jenis teh yang memiliki kualitas paling tinggi di Jepang. Maka dari itu, tidak mengherankan jika harganya juga merupakan salah satu yang paling mahal. Teh ini memiliki warna hijau tua dan ketika diseduh, aroma yang menyegarkan dan rasanya sedikit manis.

Proses pembuatan gyokuro, mirip dengan sencha. Hanya saja, proses pembudidayaan tanaman untuk gyokuro berbeda dengan sencha. Sebelum masa panen, gyokuro akan melalui proses shading selama 14 - 20 hari. Proses ini menyebabkan kafein alkaloid dan asam amino theanin dalam daun meningkat dan menghasilkan rasa teh yang lebih manis.

3. Funmatsucha

ilustrasi Funmatsucha (pexels.com/@gabby-k)

Teh hijau funmatsucha merupakan daun teh yang digiling menjadi bubuk. Bentuknya yang bubuk ini mirip dengan matcha. Namun, yang membuatnya berbeda adalah sumber daun teh funmatsucha ini berasal dari tencha yang proses budidayanya sama dengan gyokuro. Hal inilah yang menyebabkan funmatsucha berkualitas tinggi. Selain itu, rasa funmatsucha mirip dengan sencha: pekat dan pahit. Berbeda dengan matcha yang memiliki rasa sedikit manis dan lembut.

4. Kukicha

ilustrasi Kukicha (pexels.com/@ivan-samkov)

Tidak seperti teh-teh lain yang umumnya terbuat dari daun teh, kukicha justru terbuat dari ranting dan batang teh. Jadi, ketika daun teh di panen, ranting dan batang-batangnya akan dipisahkan dengan daunnya. 

Di Jepang sendiri, nama kukicha berbeda-beda. Kukicha yang diseduh di wilayah Kyoto, misalnya memiliki nama karigane. Sementara itu, di bagian lain wilayah Jepang, kukicha memiliki nama lain, yaitu shiraroe atau boucha.

Biasanya, kukicha terbuat dari ranting dan batang teh gyokuro dan sencha. Namun ada juga yang membuatnya dari bancha. Hal ini tentu mempengaruhi kualitas kukicha itu sendiri. Teh yang berasal dari ranting dan batang teh gyokuro dan sencha akan menghasilkan kualitas teh yang lebih tinggi dibandingkan kualitas teh yang berasal dari bancha.

5. Kabusecha

ilustrasi Kabusecha (pexels.com/@tima-miroshnichenko)

Kabusecha sendiri memiliki arti covered green tea dalam bahasa Inggris. Teh ini merupakan pertengahan antara sencha dan gyokuro. Maka dari itu tidak mengherankan jika rasanya menyegarkan seperti sencha dan sedikit manis seperti gyokuro.

Cara pengolahan teh hijau kabusecha juga mirip dengan sencha dan gyokuro. Hanya saja, cara budidaya tanaman untuk kabusecha sedikit berbeda. Jika proses shading pada gyokuro perlu sekitar 2-3 minggu, kabusecha hanya perlu 7-10 hari saja. 

Sebetulnya masih ada banyak lagi jenis teh hijau ini. Menarik dan unik, ya! Jika kamu pernah mendengar atau mencoba langsung rasa teh hijaunya, ceritakan di kolom komentar, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Silvilla Sani
EditorSilvilla Sani
Follow Us