Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berkunjung Ke Candi Muarojambi Sambil Kulineran Kue Tradisional

Beberapa saung yang menjajakan kue tradisional khas Jambi di kawasan Candi Muarojambi, Rabu (18/1/2023). (IDN Times/Dedy Nurdin)

Jambi, IDN Times - Situs Candi Muarojambi yang berlokasi di Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi, menjadi bukti kejayaan Kerajaan Sriwijaya di masa lampau. Luasnya yang mencapai 3.891 hektar, tersebar searah alur Sungai Batanghari hingga menjadikannya kawasan candi terluas di Asia Tenggara.

Ukurannya delapan kali lebih besar dari Candi Borobudur. Kawasan ini juga diyakini sebagai pusat pembelajaran dan pengembangan Hindu-Buddha di masanya. Ada banyak cabang ilmu tua yang diajarkan di sana.

Kawasan ini juga masih banyak menyimpan sejarah masa lalu peradaban melayu. Selain Candi Tinggi, Astano, Kedaton, Candi Kembar, Telago Rajo, Koto Mahligai, dan beberapa situs lainnya, terdapat sekitar 80 gundukan tanah berisi reruntuhan bangunan (Menapo) yang belum diekskapasi.

Kedigdayaan Kerajaan Sriwijaya yang fenomenal ini tak hanya meninggalkan jejak peradaban dan situs tua, tapi juga kearifan lokal yang masih hidup dalam tradisi sehari-hari masyarakat hingga sekarang.

Wajar saja, saban hari kawasan ini memantik rasa penasaran para turis lokal maupun mancanegara untuk datang ke sana. Selain suguhan bentang alam yang indah, beberapa makanan khas yang jarang dijumpai bisa ditemukan di sana.

Seperti kuliner khas yang bisa memanjakan lidah para pengunjung Candi Muarojambi. Berikut ini beberapa jenis kue-kue khas Desa Muaro Jambi yang bisa ditemukan jika berkunjung ke Canding Muarojambi.

1. Kue Bongkol

Kue Bongkol, makanan khas warga desa di Candi Muarojambi. (IDN Times/Dedy Nurdin)

Makanan khas masyarakat yang tinggal di Desa Muaro Jambi cukup banyak digemari adalah Kue Bonggol. Sekilas kue ini mirip dengan Barongko, makanan khas Suku Bugis dari Indonesia Timur.

Sama-sama berbahan dasar buah pisang dan dibungkus dengan daun, kemudian direkat menggunakan tusukan bambu atau lidi. Cara memasaknya juga dengan dikukus. Namun bedanya, Kue Bonggol menggunakan campuran tepung dan di bagian dalam diisi dengan gula aren.

Sehingga saat dihidangkan aroma wangi alami daun pandan dan daun pisang akan tercium. Luberan gula aren terasa ketika dimakan. Wahyuni warga setempat mengatakan, kue Bonggol dulunya dihidangkan pada acara tertentu. Hari besar agama atau acara meriah di Desa Muaro Jambi.

"Biasanya dimasak beramai-ramai remaja putri, apalagi cara membuatnya cukup mudah," katanya.

2. Kue Padamaran

Dua orang perempuan sedang mengukus kue tradisional di Kawasan Candi Muarojambi. (IDN Times/Dedy Nurdin)

Berikutnya adalah Kue Padamaran, kue khas masyarakat Jambi yang tak pernah absen dijajakan ketika bulan puasa. Kue Padamaran terbuat dari adonan tepung beras, santan, perasan daun suji, dan gula merah.

Teksturnya lebut dengan warna hijau alami yang terbuat dari perasan daun pandan, kemudian dibungkus dengan daun berbentuk perahu. Desa Muaro Jambi ada banyak perempuan yang ahli dalam membuat kue Padamaran.

Warga juga menyediakan jasa pesanan kue Padamaran bagi pengunjung Candi Muarojambi yang hendak menikmati suasana sekitar, sembari menyantap kue tradisional.

3. Ketan Panggang

Ketan Bakar, Kue Khas Desa Muarojambi. (IDN Times/Dedy Nurdin)

Kue tradisional khas Candi Muarojambi lainnya adalah Ketan Panggang. Cara pembuatannya cukup simpel, karena bahan dasarnya menggunakan ketan putih di bagian dalam lalu dicampur suiran daging atau gula aren.

Atau bisa juga hanya menggunakan santan saja. Ketan kemudian dibungkus menggunakan daun pisang yang dibentuk segitiga. Lalu kue dijepit dengan bambu muda, kemudian dipanggang di atas bara api.

4. Kue Kelepon

Kelepon Kue Tradisional khas Jambi. (IDN Times/Dedy Nurdin)

Kue ini sejatinya mirip dengan onde-onde. Berbahan dasar tepung ketan, di dalamnya diisi dengan gula merah kemudian dikukus. Setelah matang, kelepon dibaluri dengan kelapa parut, kemudian pewarnanya menggunakan perasan daun pandan.

Sumarni, pembuat makanan tradisional di kawasan Candi Muarojambi mengatakan, kue-kue resep leluhur biasanya dijajakan saat Ramadan atau hari besar agama Islam. Tapi sekarang kue ini menjadi makanan khas yang bisa ditemukan di kawasan Candi Muarojambi.

"Memang tidak setiap hari ada. Tapi bagi pengunjung Candi Muarojambi kalau dipesan bisa kita buatkan,"ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dedy Nurdin
Deryardli Tiarhendi
Dedy Nurdin
EditorDedy Nurdin
Follow Us